ABUJA (Arrahmah.id) — Dua personel militer Nigeria akan menghadapi pengadilan militer atas pembunuhan 85 penduduk desa dalam serangan pesawat tak berawak militer pada bulan Desember di wilayah utara negara Afrika Barat yang dilanda konflik, kata pihak berwenang (3/5/2024).
Dilansir AP (3/5), kedua personel tersebut akan menjalani proses peradilan militer atas tindakan kelalaian setelah penyelidikan menemukan bahwa warga sipil yang tewas akibat serangan itu,” kata juru bicara Markas Besar Pertahanan Nigeria Mayjen Edward Buba dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis (2/5).
Militer Nigeria sering melakukan serangan udara saat memerangi kelompok jihadis dan serangan pemberontak yang telah mengguncang wilayah utara Nigeria selama lebih dari satu dekade, dan sering kali menyebabkan korban sipil.
Sejak tahun 2017, sekitar 400 warga sipil telah terbunuh oleh serangan yang tidak disengaja oleh militer, menurut perusahaan keamanan SBM Intelligence yang berbasis di Lagos.
Serangan pada bulan Desember terjadi ketika penduduk desa merayakan hari raya umat Islam yang memperingati hari lahir Nabi Muhammad di desa Tudun Biri, negara bagian Kaduna.
Otoritas militer Nigeria harus memberikan lebih banyak informasi mengenai penyelidikan, memberikan kompensasi kepada korban, dan menerapkan sistem dan proses untuk menghindari kesalahan di masa depan, kata Anietie Ewang, peneliti Nigeria di Human Rights Watch.
“Perlu ada proses yang matang untuk memastikan akuntabilitas dan keadilan bagi para korban serangan udara ini,” kata Ewang.
Presiden Nigeria Bola Tinubu mengatakan “kesalahan yang dapat dihindari tidak dapat diterima dan tidak dapat terulang kembali.” Kelompok hak asasi manusia dan aktivis juga mengutuk serangan tersebut dan menyerukan peningkatan pengawasan terhadap operasi militer di zona konflik.
Salah satu kekhawatiran utama adalah menjamurnya drone di badan keamanan Nigeria sehingga “tidak ada prinsip panduan kapan drone dapat digunakan,” Kabir Adamu, seorang analis keamanan yang berbasis di Abuja, mengatakan kepada The Associated Press.
“Militer akan mengambil tindakan pencegahan ekstra di masa depan untuk memastikan bahwa non-kombatan aman,” kata Buba. (hanoum/arrahmah.id)