KABUL (Arrahmah.id) – Zabihullah Mujahid, juru bicara Imarah Islam Afghanistan, mengatakan kepada Tolo News bahwa serangan pada Senin di sebuah masjid Syiah di distrik Guzara, Herat, tidak menandakan menguatnya ISIS di Afghanistan.
Juru bicara Imarah Islam menggambarkan serangan tersebut sebagai sebuah kejahatan dan mengatakan bahwa upaya-upaya untuk menemukan para pelaku peristiwa ini sedang berlangsung.
ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan pada Senin, lansir Tolo News (1/5/2024).
Mujahid mengatakan: “Kejahatan yang dilakukan ISIS baru-baru ini di provinsi Herat bukanlah sebuah prestasi bagi mereka dan tidak menunjukkan kekuatan mereka. Ini adalah kejahatan murni yang telah dilakukan dan dapat terjadi di sebagian besar negara. Aparat keamanan mengetahui petunjuk tentang kejahatan ini dan, Insya Allah, akan membawa para pelaku ke pengadilan.”
Pada saat yang sama, Thomas West, perwakilan khusus AS untuk Afghanistan, dan Naseer Ahmad Faiq, Kuasa Usaha misi permanen Afghanistan untuk PBB, mengutuk serangan tersebut.
West menyebut serangan tersebut sebagai peristiwa teroris dan menyatakan simpati kepada keluarga korban.
Thomas West di X mengatakan: “Amerika Serikat mengutuk keras serangan teroris yang menewaskan jemaah tak berdosa di sebuah masjid di Herat tadi malam. Para pelaku harus dimintai pertanggungjawaban, dan pikiran kami bersama mereka yang kehilangan orang-orang yang dicintai.”
Naseer Ahmad Faiq di X mengatakan: “Serangan yang ditargetkan terhadap komunitas Syiah di Afghanistan dan penumpahan darah anak-anak dan orang-orang yang tidak bersalah di dalam masjid sangat dikutuk.”
Dalam serangan pada Senin malam terhadap komunitas Syiah di distrik Guzara, Herat, lima orang termasuk seorang wanita dan seorang anak tewas dan tiga orang lainnya terluka. (haninmazaya/arrahmah.id)