MADRID (Arrahmah.id) – Ribuan pendukung Partai Sosialis Spanyol berkumpul di dekat markas partai di jantung kota Madrid untuk menyatakan solidaritas kepada Perdana Menteri Pedro Sanchez, Al-Jazeera melaporkan.
Para demonstran dengan sungguh-sungguh menyerukan Sanchez untuk tetap memimpin pemerintahan, mengutuk apa yang mereka anggap sebagai upaya kudeta yang diatur oleh kelompok konservatif dan sayap kanan melalui saluran peradilan dan media.
Perdana Menteri Sanchez, berusia 52 tahun, baru-baru ini mengumumkan penghentian sementara keterlibatan politiknya setelah tur Eropa yang bertujuan untuk menggalang dukungan bagi pengakuan negara Palestina, sebuah sikap yang sejalan dengan kebijakan pemerintahnya.
Pernyataan Sanchez Rabu lalu (24/4/2024) bahwa ia sedang mempertimbangkan pengunduran diri muncul setelah penyelidikan terhadap istrinya, Begoña Gómez, yang menimbulkan kejutan di seluruh Spanyol, bahkan membuat para menteri terdekatnya lengah.
Wakil Perdana Menteri dan Menteri Anggaran, Maria Jesús Montero, mendesak Sanchez untuk tetap tinggal, menekankan persatuan dan kebutuhan untuk memajukan negara.
Sementara itu, para analis berspekulasi mengenai hasil yang mungkin dicapai, termasuk pengunduran diri atau mosi percaya parlemen untuk menegaskan kembali dukungan pemerintah.
Pemimpin oposisi Alberto Nuñez Viejo menuduh Sanchez melakukan sandiwara, menunjukkan bahwa mayoritas orang Spanyol memandang tindakannya dengan skeptis. Coca Gamarra, Sekretaris Jenderal partai tersebut, menyebut langkah Sanchez sebagai upaya untuk menggalang simpati dan dukungan.
Dukungan vokal Sanchez terhadap hak-hak Palestina selama perang genosida ‘Israel’ di Gaza telah menarik perhatian.
Sanchez telah berulang kali menekankan perlunya negara Palestina yang layak untuk upaya perdamaian, sehingga menuai kritik dari otoritas ‘Israel’ dan menyebabkan ketegangan diplomatik.
Komitmen Sanchez untuk mengadvokasi pengakuan Eropa atas Palestina menggarisbawahi upaya berkelanjutan Madrid untuk menyelaraskan dengan aspirasi Palestina, sehingga mendapat tanggapan dari Kementerian Luar Negeri ‘Israel’. (zarahamala/arrahmah.id)