GAZA (Arrahmah.id) – Kementerian Kesehatan Gaza, Rabu (24/4/2024) melaporkan adanya wabah meningitis dan hepatitis di antara para pengungsi Palestina di Jalur Gaza, lapor Anadolu.
Sebuah pernyataan kementerian mengatakan beberapa kasus meningitis dan hepatitis tercatat akibat meluapnya limbah dan kurangnya air bersih di kamp-kamp pengungsi.
“Hal ini mengancam akan menimbulkan bencana kesehatan, terutama di kalangan anak-anak,” katanya.
Kementerian mengimbau badan-badan PBB dan organisasi kemanusiaan untuk segera melakukan intervensi untuk mengurangi krisis kesehatan.
“Israel” telah melancarkan serangan brutal ke Jalur Gaza sejak serangan lintas batas oleh Hamas pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan hampir 1.200 orang.
Namun, Haaretz mengungkapkan bahwa helikopter dan tank-tank tentara pendudukan “Israel” telah membunuh banyak dari 1.139 tentara dan warga sipil yang diklaim oleh “Israel” sebagai korban dari perlawanan Palestina.
Lebih dari 34.200 warga Palestina telah terbunuh dan 77.200 lainnya terluka di tengah pengepungan ketat yang diberlakukan oleh “Israel”, yang menyebabkan seluruh penduduk, terutama penduduk Gaza utara, berada di ambang kelaparan.
Lebih dari enam bulan setelah perang “Israel”, sebagian besar wilayah Gaza menjadi reruntuhan, mendorong 85 persen populasi daerah kantong tersebut ke dalam pengungsian internal di tengah-tengah blokade yang melumpuhkan makanan, air bersih, dan obat-obatan, menurut PBB.
“Israel” dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ), yang pada Januari lalu mengeluarkan keputusan sementara yang memerintahkan untuk menghentikan tindakan genosida dan mengambil langkah-langkah untuk menjamin bahwa bantuan kemanusiaan diberikan kepada warga sipil di Gaza. (haninmazaya/arrahmah.id)