JEDDAH (Arrahmah.id) — Raja Salman dari Arab Saudi yang sudah lanjut usia masuk rumah sakit untuk “pemeriksaan rutin” pada Rabu (24/4/2024). Rumah Tangga Kerajaan menyampaikan itu dalam sebuah pernyataan publik yang jarang mengenai kesehatan raja.
Dilansir Saudi Press Agency (24/4), pemeriksaan itu mengambil tempat di Rumah Sakit Spesialis Raja Faisal di kota Jeddah, di pesisir Laut Merah, dan diperkirakan akan memakan waktu “beberapa jam”.
Kantor berita resmi Arab Saudi menyampaikan itu dengan mengutip pernyataan Rumah Tangga Kerajaan.
Raja Salman (88) telah berkuasa sejak 2015, meskipun putranya, Mohammed bin Salman (38), ditetapkan sebagai putra mahkota pada 2017 dan sehari-hari bertindak sebagai penguasa.
Media pemerintah pasa Selasa menunjukkan foto-foto Raja Salman menghadiri pertemuan kabinet mingguan.
Raja Salman terakhir kali masuk ke rumah sakit yang sama di Jeddah hampir dua tahun yang lalu, pada Mei 2022. Dia menjalani kolonoskopi dan kemudian dirawat selama seminggu lebih untuk sejumlah pemeriksaan lain dan juga beristirahat, kata laporan SPA ketika itu.
Arab Saudi, eksportir minyak mentah terbesar dunia, selama bertahun-tahun terus berupaya meredam spekulasi terkait kesehatan Raja Salman.
Pada 2017, kerajaan Teluk ini mengesampingkan laporan-laporan dan spekulasi yang memuncak, bahwa Raja Salman berencana untuk turun takhta demi Pangeran Mohammed.
Raja Salman menjalani operasi untuk mengangkat kantung empedunya pada 2020.
Dia juga dirawat di rumah sakit pada Maret 2022 untuk menjalani apa yang digambarkan media pemerintah sebagai “pemeriksaan medis yang sukses” dan untuk mengganti baterai alat pacu jantungnya.
Raja Salman bertugas sebagai gubernur Riyadh selama beberapa dekade dan juga menjadi menteri pertahanan.
Pemerintahannya sebagai raja telah ditandai dengan reformasi sosial dan ekonomi yang ambisius yang sebagian besar dikelola oleh putranya, yang mencoba memposisikan Arab Saudi untuk masa depannya setelah kejayaan minyaknya berakhir.
Pangeran Mohammed juga telah disorot atas tindakan kerasnya terhadap perbedaan pendapat yang oleh para analis dikatakan telah membantunya mengonsolidasikan kekuasaannya. (hanoum/arrahmah.id)