KUALA LUMPUR (Arrahmah.id) – Sebuah perusahaan sepatu Malaysia telah meminta maaf dan berhenti menjual beberapa alas kaki mereka setelah sejumlah umat Islam mengatakan logo tersebut menyerupai tulisan Arab untuk lafaz Allah.
Vern’s Holdings mengatakan logo yang tertera di sol beberapa sepatu hak tinggi menggambarkan siluet tumit stiletto dengan balutan spiral di pergelangan kaki.
Namun diakui bahwa kekurangan dalam desain mungkin menyebabkan logo disalahartikan. Perusahaan juga mengatakan pihaknya segera bertindak untuk menghentikan penjualan sepatu tersebut dan memberikan pengembalian uang kepada pelanggan yang membelinya.
“Kami sama sekali tidak berniat merancang logo yang bertujuan meremehkan atau menghina agama atau kepercayaan apa pun,” kata Vern’s dalam pernyataan yang diunggah di media sosial.
“Manajemen dengan rendah hati meminta maaf dan memohon maaf. Kami berharap belas kasihan sehingga kami dapat memperbaiki kesalahan ini.”
Polisi mengatakan pada Senin (8/4/2024) bahwa mereka menyita lebih dari 1.100 sepatu dari toko Vern. Department of Islamic Development, lembaga yang menangani urusan Islam di Malaysia, juga memanggil pendiri perusahaan tersebut, Ng Chuan Hoo.
Surat kabar lokal berbahasa Inggris Star mengutip Ng yang mengatakan bahwa dia menyesali kegelisahan yang ditimbulkan dan merugikan komunitas Muslim.
“Saya berharap dapat mengambil pelajaran dari kejadian tersebut dan lebih berhati-hati serta peka ke depannya,” ujarnya.
Departemen Islam mengatakan jika ada bukti bahwa logo tersebut sengaja dibuat untuk meniru lafaz Allah dalam bahasa Arab, tindakan hukum akan diambil untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.
Mereka juga mendesak dunia usaha untuk tetap waspada terhadap isu-isu sensitif yang dapat mengancam persatuan ras di negara tersebut.
Kontroversi alas kaki ini menyusul kehebohan bulan lalu atas kaus kaki yang bertuliskan lafaz Allah di rak-rak toko swalayan besar di Malaysia.
Pemilik KK Mart dan perwakilan dari salah satu pemasoknya didakwa pada 26 Maret karena menyinggung perasaan umat Islam, dan beberapa toko diserang dengan bom bensin kecil. Tidak ada korban luka yang dilaporkan.
Agama adalah isu sensitif di Malaysia, di mana umat Islam merupakan dua pertiga dari total populasi 34 juta jiwa, dengan sebagian besar etnis Tionghoa dan India merupakan minoritas. (zarahamala/arrahmah.id)