GAZA (Arrahmah.id) – Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) pada Rabu (27/3/2024) mengumumkan penutupan total Rumah Sakit Al-Amal di Khan Yunis, Gaza, menyusul evakuasi paksa staf rumah sakit dan pasien oleh pasukan pendudukan “Israel”. Menurut kantor berita Wafa, pintu masuk ke rumah sakit telah ditutup dengan penghalang tanah.
PRCS mengungkapkan bahwa pasukan pendudukan “Israel” telah mengepung Rumah Sakit Al-Amal dua hari sebelum penutupan, di tengah penembakan hebat, yang mengakibatkan kematian seorang warga sipil Palestina dan anggota tim Bulan Sabit Merah. Selain itu, pasukan pendudukan menembaki dua tim PRCS saat mereka bekerja membersihkan puing-puing, menciptakan jalur bagi kendaraan untuk memfasilitasi evakuasi korban yang aman.
Masyarakat menyatakan keprihatinan lebih lanjut atas penutupan Rumah Sakit Al-Amal, dan menyalahkan ketidakmampuan komunitas internasional untuk menjamin perlindungan penting bagi staf medis, pasien, dan pengungsi. Pernyataan tersebut menekankan bahwa rumah sakit tersebut mengalami pengepungan yang berlangsung selama 40 hari dan menjadi sasaran pengeboman berulang kali sebelum pasukan pendudukan kembali melakukan blokade dan memaksa semua penghuninya untuk mengungsi.
خروج مستشفى الأمل عن الخدمة
تعلن جمعية الهلال الأحمر الفلسطيني خروج #مستشفى_الأمل التابع للجمعية في مدينة خانيونس عن الخدمة وتوقفه عن العمل بشكل كامل، بعد إجبار قوات الاحتلال طواقم المستشفى والجرحى على إخلائه وإغلاق مداخله بالسواتر الترابية.
تعّبر الجمعية عن خيبتها لخروج… pic.twitter.com/uQThaggKOv
— PRCS (@PalestineRCS) March 26, 2024
Penutupan ini terjadi setelah laporan pekan lalu menunjukkan bahwa komunikasi dengan staf di Rumah Sakit Al-Amal telah terputus, dan pesawat tak berawak “Israel” menyerukan semua orang di dalam rumah untuk keluar dari rumah sakit dalam keadaan telanjang, sehingga mengancam eskalasi lebih lanjut. PRCS mengatakan pasukan “Israel” melemparkan bom asap ke rumah sakit untuk memaksa tim medis, pasien, dan mereka yang terpaksa mengungsi keluar dari gedung.
Serangan terhadap rumah sakit dan sekitarnya telah menyebabkan banyak korban jiwa, pengungsian paksa dan situasi yang mengerikan di mana pasien berjuang untuk mendapatkan perawatan medis yang diperlukan. Juru bicara UNICEF James Elder mengatakan bahwa hanya 12 dari 36 rumah sakit di Jalur Gaza yang beroperasi sebagian. (zarahamala/arrahmah.id)