(Arrahmah.id) – Setiap orang yang beriman, tentu berharap untuk dicintai Allah SWT. Mustahil ada orang beriman yang ingin dimurkai Allah SWT.
Sungguh agung, bila seorang Muslim mencintai Allah dan Rasul-Nya. Akan tetapi yang lebih agung dari itu, apakah Allah dan Rasul-Nya mencintaimu?
Allah SWT adalah Maha Pemurah, Maha Penyayang, dan Maha Pengasih. Sesungguhnya Allah Malikurrahman mencintai semua makhluk-Nya. Akan tetapi terdapat ciri-ciri khusus yang menandai orang-orang yang mendapatkan kasih sayang spesial dari Allah SWT.
Muhasabah/Introspeksi
Dikabarkan, bahwa seorang ulama Al Azhar, Kairo, Mesir, Syaikh ‘Ali Al-Thanthawi melakukan muhasabah dan tadabbur. Ia bertanya pada dirinya sendiri: “Apakah Allah mencintaiku ?”
Pertanyaan ini, katanya, mengusikku untuk instrospeksi diri! Kemudian saya teringat bahwa kecintaan Allah Ta’ala terhadap hamba-hamba-Nya disebabkan beberapa hal yang Allah sebutkan di dalam Al-Qur’an yang Mulia.
Lalu saya pun berusaha mencari sebab-sebab dan sifat-sifat tersebut di dalam Al-Qur’an, agar dapat mencocokkannya dengan kondisi diriku. Semoga saja menemukan jawaban atas pertanyaanku itu.
Ternyata, aku temukan di dalam Al-Qur’an,
ان الله ﻳﺤﺐ ﺍﻟﻤﺘﻘﻴﻦ
“Sesungguhnya Allah mencintai “Al-muttaqien”, orang-orang yang bertakwa.”
Tapi saya tidak berani mengklaim diri, bagian dari orang-orang bertakwa…!
Kemudian saya buka lagi Al-Qur’an, saya temukan,
ان الله ﻳﺤﺐ ﺍﻟﺼﺎﺑﺮﻳﻦ
Sesungguhnya Allah mencintai “Al-Shaabirien”, orang-orang yang sabar.
Saya pun sadar dan tau diri betapa sedikitnya kesabaranku…!
Saya temukan lagi di dalam Al-Qur’an,
ان للهﻳﺤﺐ ﺍﻟﻤﺠﺎﻫﺪﻳﻦ
Sesungguhnya Allah mencintai “Al-Mujaahidien”, orang-orang yang berjihad/bersungguh-sungguh.
Aku sadar akan kemalasanku dan sedikitnya perjuanganku.
Kemudian aku menemukan di dalam Al-Qur’an,
ان الله ﻳﺤﺐ ﺍﻟﻤﺤﺴﻨﻴﻦ
Sesungguhnya Allah mencintai “Al-Muhsiniin”, orang-orang yang berbuat baik/orang-orang yang suka berinfaq. Dan sifat ini pun sungguh sangat jauh dariku.
Sampai disini, saya introspeksi diri, dan berhenti mencari sebab-sebab serta sifat-sifat selanjutnya. Khawatir tidak menemukan pada diriku sesuatu pun yang karenanya Allah mencintaiku.
Kemudian saya mencoba mengevaluasi amalan-amalanku, ternyata banyak yang bercampur dengan kelemahan (futur), kelalaian, cela/cacat dan dosa-dosa. Maka terlintaslah dalam fikiranku, firman Allah Ta’ala,
ﺇﻥّ ﺍﻟﻠﻪ ﻳﺤﺐ ﺍﻟﺘﻮﺍﺑﻴن
Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat.
Nampaknya sifat ini cocok dengan kondisi diriku. Maka sadarlah aku, bahwa sifat ini adalah untuk diriku dan yang semisal denganku. Kemudian aku pun mulai menggerakkan bibir seraya berucap :
ﺃﺳﺘﻐﻔﺮ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺃﺗﻮﺏ ﺇﻟﻴﻪ ﺃﺳﺘﻐﻔﺮ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺃﺗﻮﺏ ﺇﻟﻴﻪ ﺃﺳﺘﻐﻔﺮ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺃﺗﻮﺏ ﺇﻟﻴﻪ
Aku Mohon ampun kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya… 3x
Meraih cinta Allah diperlukan amal shalih, jihad, disertai pengorbanan.
Renungkan Firman Allah SWT ini,
وَاَنْفِقُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَلَا تُلْقُوْا بِاَيْدِيْكُمْ اِلَى التَّهْلُكَةِ ۛ وَاَحْسِنُوْا ۛ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَ
“Wahai kaum mukmin, dermakanlah harta kalian untuk membela Islam. Janganlah kalian bakhil mendanai perang untuk membela Islam. Sekiranya kalian bakhil mendanai perang untuk membela Islam, berarti kalian menyiapkan diri menghadapi adzab Allah. Dermakanlah harta kalian untuk membela Islam. Sungguh Allah mencintai orang-orang yang mendermakan hartanya untuk membela Islam.” (QS Al-Baqarah (2) : 195)
وَسَارِعُوْٓا اِلٰى مَغْفِرَةٍ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمٰوٰتُ وَالْاَرْضُۙ اُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِيْنَۙ
“Wahai kaum mukmin, bersegeralah kalian meraih ampunan dari Tuhan kalian dengan bertaubat dan meraih surga yang luasnya seluas seluruh langit dan bumi. Surga itu disediakan bagi orang-orang yang taat kepada Allah dan bertauhid.” (QS Ali ‘Imran (3) : 133)
وَالَّذِيْنَ اِذَا فَعَلُوْا فَاحِشَةً اَوْ ظَلَمُوْٓا اَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللّٰهَ فَاسْتَغْفَرُوْا لِذُنُوْبِهِمْۗ وَمَنْ يَّغْفِرُ الذُّنُوْبَ اِلَّا اللّٰهُ ۗ وَلَمْ يُصِرُّوْا عَلٰى مَا فَعَلُوْا وَهُمْ يَعْلَمُوْنَ
“Orang-orang yang taat kepada Allah dan bertauhid yaitu orang-orang yang setelah berbuat dosa besar atau berbuat dosa-dosa kecil, mereka segera bertaubat kepada Allah, kemudian mohon ampun atas segala dosa mereka. Tiada yang dapat mengampuni dosa-dosa manusia selain Allah. Kemudian mereka tidak mengulangi dosa-dosa yang lalu itu untuk seterusnya, dan mereka menyadari dosa-dosanya itu.” (QS Ali ‘Imran (3) : 135)
اُولٰۤىِٕكَ جَزَاۤؤُهُمْ مَّغْفِرَةٌ مِّنْ رَّبِّهِمْ وَجَنّٰتٌ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُ خٰلِدِيْنَ فِيْهَا ۗ وَنِعْمَ اَجْرُ الْعٰمِلِيْنَۗ
“Orang-orang yang taat kepada Allah dan bertauhid kelak mendapatkan pahala berupa pengampunan dari Tuhan mereka dan surga-surga. Di bawah surga mengalir sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Surga itu sebagai pahala yang baik bagi orang-orang yang beramal shalih.” (QS Ali ‘Imran (3) : 136)
Maka jangan biarkan hari-hari Ramadhan ini berlalu tanpa amal shalih, dan munajat di malam hari. Dan jangan pula lupakan saudara muslim di Palestina, yang masih berduka akibat penindasan Zionis “Israel” laknatullah.
Viral video seorang lelaki tua di Gaza memanggil saudara Muslim-nya di Indonesia: “Wahai saudaraku di Indonesia…, apakah puasa Ramadhan kami di Gaza, Palestina, sah? Sementara saat berbuka dan sahur tidak ada sesuatu untuk dimakan,” katanya di tengah reruntuhan bangunan yang luluh lantak sembari mengusap air matanya.
Semoga Allah SWT berkenan memasukkan kita ke dalam kelompok orang-orang yang dicintai-Nya. Amin, ya Mujibassailin !
Yogyakarta, 4 Ramadhan 1445 H/14/03/2024
IRFAN S. AWWAS