JENEWA (Arrahmah.id) – Pelapor khusus PBB untuk hak atas pangan pada Jumat (8/3/2024) menekankan bahwa bantuan udara tidak akan mengurangi kelaparan di Jalur Gaza.
“Anda menggunakan airdrops sebagai langkah terakhir ketika Anda putus asa. Ini sangat mahal dan tidak efektif,” kata Michael Fakhri dalam sebuah pertemuan di Jenewa dengan Asosiasi Koresponden Terakreditasi di PBB (ACANU).
“Jumlah yang diterbangkan tidak akan banyak membantu mengurangi kelaparan, kekurangan gizi, dan tidak melakukan apa pun untuk memperlambat kelaparan,” katanya. “Selain itu, hal tersebut dapat menciptakan kekacauan. Anda memberikan bantuan kepada orang-orang yang kelaparan dan tidak memiliki akses kemanusiaan. Hal ini akan menciptakan kekacauan yang dapat diprediksi.”
Menekankan bahwa “Israel” telah “dengan sengaja membuat warga Gaza kelaparan,” katanya: “Kelaparan sudah terjadi, jika tidak sebentar lagi.”
“Kami belum pernah melihat seluruh penduduk sipil dibuat kelaparan dengan begitu cepat dan begitu lengkap dalam sejarah modern, dan kesehatan masyarakat menurun dengan cepat,” katanya, seperti dilansir Anadolu.
Dia menuduh Dewan Hak Asasi Manusia “tidak melakukan apa-apa.”
“Tidak ada apa-apa di sini. Jadi, kita mengalami genosida, kita mengalami kelaparan, kita mengalami tingkat kelaparan yang sangat cepat dalam sejarah, dan kita telah melihat lembaga-lembaga kita gagal.”
“Dunia tidak akan pernah sama lagi, PBB tidak akan sama lagi, hukum internasional tidak akan pernah sama lagi setelah Gaza,” katanya.
“Saya hanya bisa berharap ini akan menjadi lebih baik, tapi saya tidak tahu apakah itu akan terjadi, bisa jadi lebih buruk setelah ini,” katanya.
Fakhri mendesak negara-negara untuk memberlakukan embargo senjata dan sanksi ekonomi terhadap “Israel”.
“Israel” melancarkan kampanye militer yang merusak di Gaza sebagai tanggapan atas serangan 7 Oktober oleh kelompok Palestina, Hamas, yang menurut Tel Aviv menewaskan kurang dari 1.200 orang.
Lebih dari 30.000 warga Palestina telah terbunuh, mayoritas dari 2,3 juta penduduk Gaza telah mengungsi dan banyak yang kelaparan di tengah-tengah bencana kemanusiaan yang semakin parah. (haninmazaya/arrahmah.id)