ANBAR (Arrahmah.id) – Milisi Syiah Irak mengatakan pada Rabu (6/3/2024) bahwa mereka telah menggunakan drone untuk menargetkan Bandara Kiryat Shmona di utara “Israel”.
Pengumuman kelompok tersebut muncul dua hari setelah serangan lain yang diklaim oleh kelompok tersebut terhadap pelabuhan Haifa di wilayah pendudukan.
Menurut analis politik Hazem Ayyad, serangan kelompok tersebut di pelabuhan dan bandara menunjukkan strategi baru perlawanan Irak dengan menghentikan serangan langsung terhadap pasukan AS, dan malah melakukan konfrontasi langsung dengan “Israel”. Hal tersebut, kata Ayyad, kemungkinan besar karena keinginan untuk menetralisir AS dan menghindari bentrokan langsung.
Juga pada Rabu (6/3), kelompok Hizbullah Libanon mengumumkan bahwa pasukannya melakukan serangan pesawat tak berawak di Metulla di “Israel” utara.
“Apa yang sekilas tampak sebagai suatu kebetulan pada Selasa malam, terulang pada Rabu sore ini, dengan serangan rudal dari Libanon selatan, bertepatan dengan serangan pesawat tak berawak Irak di Bandara Kiryat Shmona,” tambah Ayyad. “Ini berarti memulai fase konfrontasi baru yang ditandai dengan koordinasi tinggi antara front [perlawanan], yang dengan cepat berdampak pada perundingan gencatan senjata di Kairo, dengan mengkondisikan gencatan senjata di Libanon selatan menjadi jeda di Jalur Gaza dalam perkataan dan perbuatan.”
Serangan militer Israel terhadap warga Palestina di Gaza telah menewaskan hampir 31.000 pria, wanita dan anak-anak, serta melukai 72.156 lainnya. Selain itu, sekitar 85 persen populasi telah menjadi pengungsi, menurut Kementerian Kesehatan Palestina dan PBB. (zarahamala/arrahmah.id)