JAKARTA (Arrahmah.id) – Menjelang datangnya bulan suci Ramadhan, banyak warga dunia baik di Eropa maupun Asia menyerukan aksi boikot terhadap produk kurma yang berasal dari “Israel”. Aksi ini Kembali diserukan sebagai bentuk solidaritas masyarakat internasional atas genosida yang dilakukan “Israel” di Jalur Gaza.
Aksi boikot kurma “Israel” ini juga banyak diserukan oleh publik Indonesia. Terlebih, jika merujuk dari fatwa Nomor 83 Tahun 2023 tentang Hukum Dukungan terhadap Perjuangan Palestina yang dikeluarkan Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Dalam fatwa tersebut, MUI mengimbau agar masyarakat tidak membeli produk terafiliasi “Israel”, termasuk kurma asal “Israel”.
Organisasi Palestine Solidarity Campaign mendukung penuh gerakan boikot kurma asal “Israel” ini. Pasalnya, genosida yang dilakukan “Israel” di Jalur Gaza telah mengakibatkan tewasnya korban sipil mencapai 30.000 jiwa.
“Masyarakat Palestina, yang menghadapi bencana kekerasan yang dilakukan ‘Israel’, menyerukan kepada kita untuk memboikot produk-produk ‘Israel’ sebagai bentuk solidaritas terhadap perjuangan mereka demi kebebasan,” tulis laman Palestine Solidarity Campaign.
Dilansir dari laman Palestine Solidarity Campaign, berikut adalah cara untuk membedakan kurma asal “Israel”:
- Periksa label produk ketika membeli kurma. Hindari membeli kurma yang diproduksi atau dikemas di “Israel” atau pemukiman Tepi Barat.
- Perhatikan label pada kurma Medjool. Sebagian kurma jenis ini dijual di supermarket berasal dari pohon kurma yang ditanam di “Israel” atau pemukiman ilegal “Israel” di tanah Palestina.
- Hindari membeli kurma yang memiliki label Hadiklaim, karena perusahaan ini merupakan pengekspor terbesar kurma dari “Israel” dan pemukiman ilegalnya.
- Perhatikan nama perusahaan mana saja yang mengekspor kurma dari “Israel” dan pemukiman ilegalnya, seperti misalnya Mehadrin, MTex, Edom, Agrexco, dan Arava.
Dilansir beberapa sumber, berikut adalah 20 merek kurma produksi “Israel” yang diboikot menjelang Ramadhan kali ini.
- La Palma
- Mehadrin
- Jordan River
- Bonbonierra
- King Salomon
- Carmel
- Kalahari
- Karsten Farms
- Bomaja
- Lidl Deluxe
- La Favorite
- Brousse
- Hadiklaim
- Prana
- Red Sea
- Fancy Medjoul
- Delilah
- Shams
- Premium Medjoul
- Royal Treasure
Sebelum aksi boikot meluas, Organisasi Pangan dan Pertanian PBB mencatat pada 2017 “Israel” sanggup memproduksi kurma sebanyak 136.956 ton, dengan nilai ekspor mencapai 181,2 juta dolar AS atau setara dengan Rp 2,8 triliun.
Saat nilai perdagangan kurma dunia sempat anjlok pada 2020, ekspor kurma “Israel” masih mampu mengalahkan Tunisia dan Uni Emirat Arab.
Nilai ekspor kurma “Israel” bisa mencapai 330,09 juta dolar AS, lebih unggul ketimbang nilai ekspor Tunisia yang hanya membukukan 273,05 juta dolar AS dan Uni Emirat Arab sebesar 205,47 juta dolar AS.
Namun akibat invasi yang dilakukan tentara “Israel” di Jalur Gaza, kini masyarakat dunia mulai berbondong-bondong membatasi pembelian kurma Medjool yang merupakan andalan kurma ekspor “Israel”. (Rafa/arrahmah.id)