SANA’A (Arrahmah.id) – Pasukan Amerika Serikat dan Inggris telah menargetkan Yaman dengan 403 serangan udara sejak Januari, kelompok Houtsi Yaman mengatakan pada Rabu (14/2/2024), seperti dilaporkan Anadolu.
Juru bicara Houtsi Dhaifallah Al-Shami mengeluarkan pernyataan tersebut, seperti dilansir Saba, yang bertepatan dengan eskalasi serangan udara di provinsi barat Yaman, Hudaidah.
“Jumlah total serangan udara Amerika dan Inggris, baik dari udara maupun pengintaian, dan dari kapal perang sejak awal agresi ke Yaman mencapai 403 serangan,” kata Al-Shami.
“Diantaranya adalah 203 serangan udara, termasuk 86 serangan selama sepekan terakhir,” tambahnya.
Al-Shami menuduh AS dan Inggris “menggunakan taktik intimidasi terhadap pasukan nasional untuk membengkokkan Yaman dari sikapnya yang tegas dan jelas terhadap masalah Palestina.”
Dia menegaskan bahwa “sikap Yaman terhadap Palestina tidak terbatas pada kecaman, tetapi telah memimpin kancah Arab dan internasional melalui posisi praktis.”
Dia mengatakan bahwa posisi-posisi ini “termasuk berpartisipasi dalam pawai sejuta umat di ibu kota Sana’a dan berbagai provinsi, berpartisipasi dalam pertempuran terbuka militer, menargetkan situs-situs musuh Zionis di wilayah-wilayah yang diduduki dan mencegah kapal-kapal ‘Israel’ serta kapal-kapal yang menuju pelabuhan-pelabuhan yang diduduki untuk menyeberangi Laut Arab dan Laut Merah.”
Pernyataan Al-Shami ini muncul bersamaan dengan eskalasi serangan udara Amerika dan Inggris ke berbagai wilayah di Yaman. Kelompok ini mengumumkan pada hari sebelumnya bahwa provinsi Hudaidah menjadi target delapan serangan udara pada waktu yang berbeda.
Tidak ada komentar langsung dari AS atau Inggris mengenai pernyataan juru bicara Houtsi tersebut.
Sejak awal tahun ini, sebuah koalisi yang dipimpin oleh AS telah melancarkan serangan udara yang dikatakannya menargetkan situs-situs Houtsi di berbagai wilayah di Yaman sebagai tanggapan atas serangan-serangan kelompok tersebut di Laut Merah, yang telah dibalas oleh kelompok tersebut.
Dalam solidaritas dengan Gaza, yang menghadapi serangan “Israel” yang merusak dengan dukungan Amerika, Houtsi telah menargetkan kapal-kapal kargo “Israel” atau yang berafiliasi dengan “Israel” di Laut Merah dengan rudal dan pesawat tak berawak, yang menegaskan tekad mereka untuk melanjutkan operasi mereka hingga akhir perang di daerah kantong yang terkepung itu.
Dengan intervensi Washington dan London serta ketegangan yang meningkat secara signifikan pada Januari, Houtsi mengumumkan bahwa mereka sekarang menganggap semua kapal Amerika dan Inggris sebagai target militer. (haninmazaya/arrahmah.id)