GAZA (Arrahmah.id) – Warga Palestina khawatir akan terjadi pembantaian baru di Rumah Sakit Al-Nasser di Gaza, pusat kesehatan terbesar yang tersisa di wilayah selatan wilayah tersebut, dengan ribuan warga sipil berusaha melarikan diri dari halaman rumah sakit menyusul perintah penggusuran paksa dari “Israel”.
Rumah sakit tersebut sebelumnya menjadi sasaran penembak jitu “Israel” yang menewaskan sedikitnya dua orang, melukai lima lainnya dan melukai parah seorang perawat pada 10 Februari menurut Doctors Without Borders (MSF). Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan pekan lalu bahwa sedikitnya 10 orang tewas di dalam kompleks tersebut, termasuk tiga orang yang tertembak dan tewas pada Selasa (13/2/2024).
🚨We are very worried about the situation unfolding at Nasser hospital in Khan Younis, #Gaza. We call on Israeli Forces to ensure that all medical staff, patients and displaced people are unharmed.
— MSF International (@MSF) February 13, 2024
Diperkirakan 300 petugas medis, 450 pasien, dan ratusan pengungsi masih berada di rumah sakit pada Rabu pagi (14/2).
Mereka yang berlindung di dalam rumah sakit telah berusaha melarikan diri setelah militer “Israel” menjatuhkan pamflet pada Selasa (13/2) yang memerintahkan para pengungsi untuk pergi.
MSF mengatakan pada Selasa (13/2) bahwa mereka “sangat khawatir” dengan situasi yang terjadi di sana dan “meminta pasukan “Israel” untuk memastikan bahwa semua staf medis, pasien dan pengungsi tidak terluka”.
Kelompok bantuan tersebut mengatakan bahwa orang-orang yang berlindung di rumah sakit terlalu takut untuk mengungsi karena adanya laporan bahwa pasukan “Israel” melepaskan tembakan ke siapa pun yang melarikan diri dari lokasi tersebut.
Para wartawan di lapangan mengatakan kamera pengenal wajah telah dipasang di pintu masuk rumah sakit, yang juga memicu kekhawatiran bahwa “Israel” mungkin menggunakannya untuk menargetkan orang-orang.
Video yang beredar luas di media sosial menunjukkan ratusan orang meninggalkan halaman rumah sakit ketika drone quadricopter “Israel” melayang di atas lokasi tersebut.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga mengecam “meningkatnya permusuhan” di sekitar rumah sakit.
“Kami sangat prihatin terhadap keselamatan pasien dan petugas kesehatan,” kata pimpinan WHO Tedros Ghebreyesus di X. “Kami ulangi: kesehatan HARUS dilindungi setiap saat.”
“Israel” telah berulang kali menyerang rumah sakit sejak dimulainya serangannya di Gaza, yang jelas-jelas melanggar hukum internasional dan kemanusiaan. Pada awal-awal serangan, tentara “Israel” menggerebek Rumah Sakit Al-Shifa – fasilitas medis terbesar di Gaza – setelah memberikan waktu satu jam kepada mereka yang ada di dalamnya untuk mengungsi.
PBB telah mencatat ratusan serangan terhadap layanan kesehatan dan sebagian besar rumah sakit di Gaza tidak dapat berfungsi karena serangan “Israel”. (zarahamala/arrahmah.id)