GAZA (Arrahmah.id) — Seorang gadis berusia enam tahun yang hilang di Kota Gaza bulan lalu ditemukan tewas penuh luka tembakan bersama beberapa kerabatnya dan dua paramedis yang mencoba menyelamatkannya. Hal ini terjadi setelah mereka mendapat serangan dari tank Israel, dikutip dari BBC (11/2/2024).
Hind Rajab sedang meninggalkan kota dengan mobil bersama bibinya, pamannya dan tiga sepupunya pada saat itu.
Rekaman audio panggilan antara Hind dan operator panggilan darurat menunjukkan bahwa anak berusia enam tahun itu adalah satu-satunya yang masih hidup di dalam mobil, bersembunyi dari pasukan Israel di antara jenazah kerabatnya.
Permohonannya agar seseorang menyelamatkannya berakhir ketika saluran telepon terputus di tengah suara tembakan.
Paramedis dari Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) pada hari Sabtu berhasil mencapai daerah tersebut, yang sebelumnya ditutup sebagai zona pertempuran aktif.
Mereka menemukan mobil Kia hitam yang ditumpangi Hind dengan kondisi kaca depan dan dasbornya hancur berkeping-keping, lubang peluru berserakan di setiap sisinya.
Seorang paramedis mengatakan kepada wartawan bahwa Hind termasuk di antara enam jenazah yang ditemukan di dalam mobil, yang semuanya menunjukkan tanda-tanda tembakan dan penembakan.
Beberapa meter jauhnya terdapat sisa-sisa kendaraan lain yang dalam kondisi terbakar habis, kata Bulan Sabit Merah. Mobil itu adalah ambulans yang dikirim untuk menjemput Hind.
Awaknya di dalam ambulans, Yusuf al-Zeino dan Ahmed al-Madhoun juga tewas ketika ambulans tersebut dibom oleh pasukan Israel.
Dalam pernyataannya, PRCS menuduh Israel sengaja menargetkan ambulans tersebut, begitu ambulans tersebut tiba di lokasi kejadian pada 29 Januari 2024.
“Israel dengan sengaja menargetkan kru Bulan Sabit Merah meskipun telah melakukan koordinasi sebelumnya agar ambulans dapat tiba di lokasi kejadian untuk menyelamatkan Hind,” katanya.
PRCS mengatakan bahwa diperlukan waktu beberapa jam untuk mengoordinasikan akses dengan tentara Israel, guna mengirim paramedis ke Hind.
“Kami mendapat koordinasi, kami mendapat lampu hijau,” kata juru bicara PRCS, Nibal Farsakh, kepada saya awal pekan ini.
Rekaman percakapan Hind dengan operator telepon — yang dibagikan secara publik oleh Bulan Sabit Merah — memicu kampanye untuk mencari tahu apa yang terjadi padanya.
Aturan perang menyatakan bahwa personel medis harus dilindungi dan tidak dijadikan sasaran dalam suatu konflik.
Kemudian disebutkan bahwa orang-orang yang terluka harus diberikan perawatan medis yang mereka perlukan semaksimal mungkin dan dengan penundaan sesedikit mungkin.
Israel sebelumnya menuduh Hamas menggunakan ambulans untuk mengangkut senjata dan pejuangnya. (hanoum/arrahmah.id)