TEL AVIV (Arrahmah.id) — Militer Israel (IDF) tengah diguncang skandal ’72 Virgins Uncensored’, yakni sebuah saluran media di Telegram. Akun tersebut banyak mengunggah foto dan video penuh darah dari garis depan perang Israel di Gaza.
Investigasi kemudian mengungkapkan bahwa saluran itu dijalankan oleh militer Israel. IDF awalnya menyangkal bahwa mereka berada di balik video-video aneh tersebut.
Namun hasil terbaru Haaretz (7/2/2024) menyebut juru bicara pasukan Israel mengatakan bahwa militer mengetahui bahwa “sebenarnya tentaranya-lah yang berada di balik postingan saluran tersebut”.
Mayjen IDF Oded Basyuk melakukan penyelidikan internal dan menyebut “orang-orang dalam rantai komandonya berbohong kepadanya tentang saluran tersebut dan hubungannya dengan Departemen Pengaruh Israel”.
“Setelah temuan ini, komandan unit tersebut pada masa perang akan mengakhiri dinas militernya,” lapornya.
Diketahui “72 Virgins-Uncensored”, kerap memuat video dan gambar yang menampilkan mayat warga sipil Palestina dengan teks rasis seperti “membasmi kecoak…membasmi tikus Hamas… Bagikan keindahan ini”.
Beberapa video lain juga telah menjadi viral setelah menunjukkan tentara mengejek warga Palestina dengan mencelupkan peluru mereka ke dalam lemak babi, yang dilarang dalam Islam.
“Laki-laki yang hebat!!!! Lumasi peluru dengan lemak babi. Kamu tidak akan mendapatkan perawanmu,” isi teks dalam video tersebut, berdasarkan terjemahan dari Haaretz.
Sejak 7 Oktober, hampir 30.000 warga Palestina telah dibunuh oleh militer Israel di Gaza. IDF telah memblokir hampir semua bantuan kemanusiaan memasuki wilayah Palestina yang berpenduduk padat.
Tel Aviv mengaku bahwa aksi militernya ini dilakukan untuk membasmi kelompok perlawanan Palestina Hamas. Namun, beberapa narasi mulai digaungkan kelompok sayap kanan di negara itu seperti pengusiran warga Gaza dan pembuatan wilayah kantong Palestina itu sebagai buffer zone.
Narasi ini ditolak keras oleh sebagian negara dunia. Bahkan, Amerika Serikat (AS) dan Jerman, yang dikenal memberikan dukungan pada Israel, menganggap narasi semacam itu sebagai sesuatu yang tidak bertanggung jawab. (hanoum/arrahmah.id)