TEL AVIV (Arrahmah.id) – “Israel” tidak memberikan bukti yang mendukung klaimnya bahwa pekerja dari Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Palestina di Timur Dekat (UNRWA) adalah anggota Hamas, kata ketua badan tersebut kepada The Financial Times.
Komisaris Jenderal Philippe Lazzarini mengatakan masih belum ada bukti yang mendukung klaim “Israel” bahwa beberapa staf UNRWA ikut serta dalam serangan Hamas pada Oktober di “Israel” selatan, yang menyebabkan sejumlah negara Barat menangguhkan bantuan kepada badan tersebut.
Lazzarini menentang seruan “Israel” untuk mengundurkan diri, dengan mengatakan bahwa dia akan tetap menjabat selama diperlukan untuk membantu perjuangan warga Palestina.
Gaza telah mengalami bencana kemanusiaan terburuk sepanjang sejarah dimana jutaan orang bergantung pada bantuan PBB di tengah risiko penyakit dan kelaparan.
“Israel” telah mengklaim bahwa setidaknya enam anggota staf badan tersebut berpartisipasi dalam serangan 7 Oktober terhadap “Israel”, meskipun awalnya mereka melontarkan tuduhan pada 12 karyawan.
UNRWA memiliki 13.000 pegawai di wilayah kantong tersebut, yang berarti bahwa meskipun semua tuduhan tersebut akurat, mereka mewakili kurang dari 0,01 persen stafnya di Gaza.
Pemerintah AS, Australia, Kanada, Italia, Jerman, Finlandia, Belanda, Swiss, Inggris, dan Skotlandia telah menangguhkan pendanaan untuk UNRWA, meskipun situasi di Gaza sangat buruk dengan hampir seluruh penduduk mengungsi dan tinggal di kamp-kamp darurat.
PBB membuka penyelidikan dan memecat sejumlah karyawan yang menghadapi tuduhan. Sisanya tewas dalam serangan “Israel” di Gaza dan saat ini identitas mereka telah dikonfirmasi, menurut laporan akhir bulan lalu.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengakui pada 29 Januari bahwa klaim mengenai pegawai UNRWA belum “sepenuhnya terbukti”.
Tuduhan tersebut mendorong sejumlah negara donor untuk menghentikan pendanaan, sehingga memberikan pukulan besar bagi lembaga tersebut dan mengancam kemampuannya untuk terus beroperasi.
Pada Ahad (4/2/2024), Bank Luemi “Israel” dilaporkan mengatakan kepada UNRWA bahwa mereka memblokir rekening bank mereka atas tuduhan tersebut.
Lazzarini mengatakan kepada The Financial Times bahwa dia akan melakukan perjalanan ke negara-negara Teluk yang kaya minyak untuk membantu mendapatkan sejumlah pendanaan mengingat dukungan penting yang terhenti dari beberapa donor terbesar UNRWA.
Dia sebelumnya memperingatkan bahwa UNRWA mungkin terpaksa menghentikan bantuan yang sangat dibutuhkan untuk Palestina pada akhir Februari.
Selain di Gaza dan wilayah pendudukan Palestina, UNRWA juga beroperasi di Yordania, Libanon, dan Suriah, yang menampung sejumlah besar pengungsi Palestina. (zarahamala/arrahmah.id)