GAZA (Arrahmah.id) – Menteri Pertahanan “Israel” Yoav Gallant mengatakan pada Kamis (1/2/2024) bahwa militer telah menyelesaikan misi “membongkar Hamas” di Khan Yunis, kota terbesar di selatan Gaza, dan akan mengalihkan perhatiannya ke Rafah, kota perbatasan tempat puluhan ribu warga Palestina mengungsi.
“Brigade Khan Yunis milik Hamas membual bahwa mereka akan melawan IDF, mereka telah dibubarkan, dan saya beritahu kalian di sini, kita sedang menyelesaikan misi di Khan Yunis dan kita juga akan mencapai Rafah dan melenyapkan semua orang di sana yang merupakan para teroris yang mencoba menyakiti kita,” kata Gallant kepada pasukan Divisi 98 tentara “Israel” saat berkunjung ke Khan Yunis pada Kamis malam (1/2).
Beberapa jam setelah pidato Gallant, “Israel” mengintensifkan serangannya terhadap Rafah, yang terletak di sebelah selatan Khan Yunis dan sekarang menampung setidaknya setengah dari 2,3 juta penduduk Gaza, banyak dari mereka telah melarikan diri dari Khan Yunis dan utara Gaza.
Rafah menjadi daerah perkotaan terbesar di Gaza yang belum pernah diserbu oleh pasukan “Israel”, dan bertindak sebagai tempat perlindungan terakhir bagi warga Palestina yang mencari keselamatan dari genosida “Israel”.
Banyak pihak kini khawatir bahwa serangan militer, seperti yang terjadi di Kota Gaza dan Khan Yunis, akan terfokus pada Rafah dan bisa menjadi titik puncak kemanusiaan, mengingat banyaknya warga sipil yang berdesakan di wilayah perkotaan yang kecil tersebut.
Di luar Rafah terdapat perbatasan Mesir, yang telah ditutup rapat oleh Kairo – yang berarti bahwa tidak ada jalan keluar dari Gaza, kecuali layanan penyelundup manusia yang mahal.
Kebanggaan Gallant mengenai “penghancuran Hamas” di Khan Yunis menyusul klaim serupa mengenai wilayah lain di Gaza, yang diikuti dengan serangan mematikan terhadap pasukan “Israel” oleh para pejuang Palestina.
Pada Senin (29/1), dilaporkan bahwa Hamas berhasil berkumpul kembali di utara Gaza, siap untuk serangan baru terhadap pasukan “Israel” dan bahkan berhasil membangun kembali sistem pemerintahan.
Kemampuan Hamas untuk memulihkan wilayah yang diklaim “Israel” telah dibersihkan telah diakui oleh para pejabat senior militer “Israel” sendiri.
“Sayangnya, kita semakin banyak mendengar tentang pulihnya pemberontakan di Gaza tengah dan utara… Kita semakin banyak mendengar bahwa Hamas melakukan pengawasan di Gaza utara dan mengatur perdagangan, dan itu adalah hasil yang sangat buruk,” Eyal Hulata, ketua dewan keamanan nasional “Israel” hingga Januari 2023, mengatajan dalam sebuah wawancara baru-baru ini.
Hama sedang mempertimbangkan proposal gencatan senjata baru, dengan pemimpin kelompok itu, Ismail Haniyeh, dilaporkan berada di Kairo untuk negosiasi. (zarahamala/arrahmah.id)