JAIPUR (Arrahmah.id) — Pernyataan seorang politisi Hindu radikal sekaligus anggota Partai Bharatiya Janata (BJP) tentang hijab telah memicu protes di Jaipur. Para pengunjuk rasa mengutuk pernyataannya dan menegaskan hak muslimah untuk mengenakan hijab.
“Hijab ki wajah se mahaul kharab kar rakha hai (lingkungan rusak karena hijab),” kata ‘Baba’ Balmukund Acharya atau Sanjay Sharma saat menjadi tamu pada perayaan Hari Republik sekolah negeri pada 26 Januari 2024, seperti dikutip dari The Wire (30/1/2024).
Dalam pernyataan yang videonya viral itu, Acharya terlihat bertanya kepada guru sekolah, “Hijab ka kya chakkar laga rakha hai? Shaadi shuda hai kya kamu bacchiyan?” Jika diterjemahkan, artinya adalah, “Apa maksudnya dengan hijab? Apakah gadis-gadis itu sudah menikah?” Acharya juga terlihat bertanya apakah seseorang bisa bernapas dengan hijab.
Acharya juga mempertanyakan bagaimana mungkin ada perbedaan aturan berpakaian di sekolah.
“Saya bertanya kepada kepala sekolah dan guru-guru lain apakah ada dua jenis aturan berpakaian di sini saat acara Hari Republik atau program pemerintah lainnya? Itu bukan program swasta. Saya diberitahu (oleh guru) bahwa tidak ada ketentuan seperti itu tetapi mereka (siswa) tidak mendengarkan,” kata MLA Acharya kepada wartawan.
“Saya sempat tanya ke Bu (Guru) apa aturan agamanya. (Jika tidak) Anak-anak kita (ket: Hindu) juga bisa mengenakan lehenga-chunni ke sekolah besok dengan berbagai warna. Sekolah sudah ada aturan berpakaiannya, seragam sudah diberikan, siswa pun tidak keberatan, kita hanya perlu membimbing mereka tentang peraturan sekolah,” tambah MLA.
Selama kunjungannya itu, Acharya juga meneriakkan slogan “Jai Shree Ram” di sekolah.
Pernyataanya itu kemudian dibalas dengan aksi yang digelar sejumlah muslimah dan siswa Sekolah Menengah Perempuan Negeri, Gangapol, pada hari Senin (29/1) di luar kantor polisi Subhash Chowk.
“Apa hubungannya dia dengan apa yang kita kenakan? Kami datang ke sini untuk belajar dan kami akan belajar. Kami tidak akan menghentikan protes kami sampai Baba tidak meminta maaf. Dia selalu menyasar umat Islam, terkadang soal daging, toko-toko yang dikelola umat Islam, terkadang soal hijab. Hari ini dia ingin kami berhenti berhijab di sekolah, besok mungkin dia akan melarang kita berhijab di sekolah. Siswa Muslim di sekolah tersebut menjadi sasaran. Mengenakan jilbab adalah hak kami,” kata salah satu siswa yang melakukan protes kepada wartawan.
Komisaris polisi Jaipur Biju George Joseph mengatakan kepada The Wire bahwa para pengunjuk rasa telah menyerahkan sebuah memorandum mengenai masalah ini. (hanoum/arrahmah.id)