BEIRUT (Arrahmah.id) – Pimpinan senior Hamas, Osama Hamdan, menggelar konferensi pers di Beirut, Lebanon pada Senin (29/1/2023).
Dalam kesempatan tersebut, Hamdan memaparkan kebiadaban dan kekejaman “Israel” yang terus melakukan genosida terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza.
“Selama 115 hari, penjajah Zionis dengan mesin militernya yang brutal dan terorisme yang biadab tidak berhenti meningkatkan segala bentuk genosida dan pembersihan etnis terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza, dalam balas dendam yang brutal terhadap semua elemen kehidupan manusia, menunjukkan ketidakpedulian, kesombongan, dan pelanggaran terhadap semua nilai, hukum, norma dan hukum internasional,” ujar Hamdan.
“Pembantaian dan kejahatan ini akan tetap menjadi noda aib di dahi semua pihak yang mendukungnya, para pengamat, dan mereka yang diam saja yang menahan diri untuk tidak mengkriminalisasi dan mengutuknya, serta mereka yang lalai dan pasif dalam menghentikannya. Mereka akan tetap terukir dalam ingatan rakyat kita yang tabah, yang tidak akan mengampuni atau mundur untuk berjuang mempertahankan hak-hak mereka yang sah,” lanjutnya.
Hamdan juga mendoakan para syuhada, korban luka-luka dan para mujahidin yang terus menggelorakan perlawanan untuk membebaskan Al-Quds.
“Rahmat bagi para syuhada dari rakyat kami, dan para syuhada perlawanan di Palestina, Libanon, Yaman, dan Irak, para syuhada Banjir Al-Aqsha di jalan menuju Al-Quds. Kesembuhan bagi yang terluka, dan kebebasan bagi para tawanan,” kata Hamdan.
“Kemenangan bagi rakyat dan perlawanan kita, yang sedang menulis epos ketabahan, kepahlawanan, dan pengorbanan yang paling agung, dalam perjalanan membela diri, dan mempertahankan tanah dan tempat-tempat suci, sebuah perjalanan yang terus berlanjut, berlumuran darah para syuhada, diaspal dengan pengorbanan yang besar, dan tidak akan berhenti hingga pembebasan, kembalinya, dan kemenangan yang nyata atas izin Allah,” imbuhnya.
Dia juga menyoroti situasi kemanusiaan yang memprihatinan di Jalur Gaza, yang dihuni sekitara dua juta rakyat Palestina, sebagai akibat dari serangan penjajah Zionis “Israel”.
“Situasi kemanusiaan yang sangat buruk dan terus meningkat terus berlanjut setiap hari bagi lebih dari dua juta warga Palestina, sebagai akibat dari eskalasi penjajah Zionis dalam segala bentuk pengeboman, kelaparan, dan penghancuran menyeluruh terhadap seluruh aspek kehidupan, dengan lebih dari 90% penduduk mengungsi, dan meningkatnya jumlah korban syahid, sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak,” paparnya.
Selain itu, “Israel” juga terus membantai rakyat Palestina di Khan Younis. Meskipun Mahkamah Internasional mengeluarkan keputusan untuk menghentikan genosida, namun “Israel” masih tetap melakukannya.
“Pendudukan Nazi melakukan 38 pembantaian yang mengakibatkan 350 orang syahid dalam 48 jam terakhir di Khan Younis saja. Pengulangan sistematis dari kejahatan mengerikan yang sebelumnya terjadi di Gaza ini termasuk pengeboman tanpa pandang bulu untuk memaksa orang meninggalkan rumah mereka, dan ketika mereka melakukannya, mereka menjadi sasaran penembak jitu atau pesawat tak berawak,” lapor Hamdan.
“Pembantaian ini terjadi 48 jam setelah Mahkamah Internasional mengeluarkan keputusan yang mewajibkan entitas jahat ini untuk mengambil langkah-langkah untuk mencegah berlanjutnya genosida terhadap rakyat kami di Jalur Gaza, yang menegaskan kegigihan mereka dalam melakukan kejahatan tersebut,” lanjutnya.
Hamdan juga menyoroti kebiadaban “Israel” yang menargetkan rumah sakit dan menutup jalur penyebrangan, sehingga membuat paramedis kesulitan menyelamatkan nyawa para korban.
“Penjajah Zionis terus meningkatkan agresi biadabnya terhadap rumah sakit-rumah sakit di Jalur Gaza, membuat mereka tidak dapat melayani pasien melalui pengepungan dan pengeboman. Ada lebih dari 7.000 kasus mendesak yang harus meninggalkan Jalur untuk mendapatkan perawatan di luar negeri. Di sini, kami memperbarui seruan kami untuk membuka penyeberangan untuk menerima mereka, untuk menyelamatkan nyawa mereka, dan kami menolak intervensi dan kondisi penjajah,” katanya.
“Penjajah fasis melanjutkan agresi dan perang komprehensifnya di Tepi Barat yang kami banggakan, melalui serangkaian pembunuhan, pembunuhan berdarah dingin, invasi, penangkapan, dan penghancuran infrastruktur. Tiga orang syahid telah gugur dalam 24 jam terakhir, dengan jumlah syuhada sejak 7 Oktober meningkat menjadi lebih dari 400 orang,” terangnya.
Hamdan mempertanyakan tanggung jawab masyarakat internasional dan para pemimpin negara-negara Arab dan Islam yang membiarkan terjadinya pembantaian di Palestina, meski bertentangan dengan keputusan Mahkamah Internasional.
“Kelanjutan penjajah dalam meningkatkan agresinya, terlepas dari keputusan Mahkamah Internasional, dan pengeboman, pembunuhan, genosida, kelaparan, dan dehidrasi yang sedang berlangsung, dalam menghadapi puluhan ribu orang yang mengungsi di musim dingin yang terbuka dan banjir di tenda-tenda yang menaungi mereka di musim dingin yang keras, menimbulkan pertanyaan tentang peran masyarakat internasional yang berpangku tangan. Hal ini juga menimbulkan pertanyaan tentang tanggung jawab para pemimpin negara-negara Arab dan Islam terhadap rakyatnya,” uajrnya.
“Mengingat meningkatnya jumlah syuhada, korban luka, dan orang hilang, dengan lebih dari 70% adalah anak-anak dan perempuan, pernyataan John Kirby secara provokatif meremehkan kehidupan manusia Palestina, mengklaim bahwa pemerintahannya, yang terlibat dan mendukung kriminalitas ini, tidak melihat tanda-tanda genosida di Jalur Gaza,” pungkasnya. (Rafa/arrahmah.id)