KABUL (Arrahmah.id) – Maulana Fazl-ur-Rehman, pemimpin partai Jamiat Ulema-e-Islam Pakistan, bertemu dengan Menteri Pengungsi dan Pemulangan, Khalil Rahman Haqqani, di mana kedua belah pihak mendiskusikan tantangan-tantangan yang dihadapi oleh para pengungsi Afghanistan, kementerian tersebut mengatakan dalam sebuah pernyataan.
Berdasarkan pernyataan tersebut, para pejabat Kementerian Pengungsi mendesak Pakistan untuk mengakhiri perlakuan buruk terhadap para pengungsi Afghanistan dan memberi mereka kesempatan untuk kembali ke Afghanistan atas keinginan mereka sendiri, seperti dilaporkan Tolo News (12/1/2024).
Menurut pernyataan itu, Fazl-ur-Rehman menentang deportasi para pengungsi Afghanistan karena hal tersebut melanggar hak asasi manusia.
“Kami mengatakan kepada pemerintah Pakistan bahwa kami tidak dapat dipisahkan satu sama lain, jadi silakan duduk di meja dan selesaikan perselisihan politik Anda,” kata Malik Shinwari, seorang pengungsi Afghanistan.
Hal ini terjadi ketika para aktivis hak-hak pengungsi meminta Imarah Islam untuk mengambil tindakan untuk meringankan tantangan yang dihadapi pengungsi Afghanistan di luar negeri.
“Para pejabat kedua negara harus mempertimbangkan masalah pengungsi Afghanistan di Pakistan sebagai sebuah proses jangka panjang dan mendukung para pengungsi,” ujar Muslim Stanikzai, seorang aktivis hak-hak pengungsi.
Hal ini terjadi ketika Pakistan pada November lalu mulai mendeportasi lebih dari 1,73 juta pengungsi Afghanistan yang tidak berdokumen dari negaranya. (haninmazaya/arrahmah.id)