TEHERAN (Arrahmah.id) — Iran mengancam Israel dengan “hitungan mundur yang sulit” menyusul pembunuhan seorang penasihat militer Iran di Korps Garda Revolusi Iran (IRGC), dan menuduh Tel Aviv berada di balik serangan udara pada Senin kemarin di luar ibu kota Suriah, Damaskus.
Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian mengatakan dalam sebuah pernyataan yang diposting di akun X-nya, seperti dilansir Anadolu Agency (25/12/2023), bahwa Sayyed Razi adalah seorang penasihat Iran yang memerangi terorisme di Suriah.
Amir-Abdollahian menyampaikan belasungkawa kepada keluarga Razi.
Dia menambahkan bahwa Razi telah berada di wilayah tersebut selama beberapa tahun bersama komandan militer Jenderal Qassem Soleimani yang terbunuh “untuk menjamin keamanan Iran dan wilayah tersebut.”
Kantor Berita semi-resmi Iran, Tasnim, mengatakan Razi adalah salah satu penasihat militer IRGC tertua yang bertugas di Suriah dan salah satu teman dekat Soleimani.
Dalam sebuah pernyataan, departemen hubungan masyarakat IRGC menggambarkan Razi sebagai “penasihat militer berpengalaman” dan “kawan” Soleimani, dan IRGC mengatakan Israel akan “membayar harga” atas kematiannya.
Pembunuhannya terjadi di tengah serangkaian serangan terhadap pangkalan militer AS dan kepentingan Israel di Irak dan Suriah dalam beberapa pekan terakhir yang dikaitkan dengan kelompok yang didukung Iran di Irak.
Iran mempertahankan kehadiran militer yang signifikan di Suriah, yang sering kali memicu ketegangan antara Teheran dan Washington, karena pasukan AS juga ditempatkan di sana.
Meningkatnya ketegangan terjadi ketika perang Israel di Jalur Gaza berkecamuk, yang merenggut hampir 20.700 nyawa warga Palestina. (hanoum/arrahmah.id)