WASHINGTON (Arrahmah.id) – John Kirby, Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional AS, sekali lagi menolak klaim mengenai adanya senjata yang ditinggalkan oleh pasukan AS di Afghanistan.
Berbicara dalam sebuah konferensi pers, ia mengatakan bahwa AS tidak meninggalkan sejumlah senjata di Afghanistan.
“Kami tidak meninggalkan banyak senjata di Afghanistan, ini adalah kekeliruan, ini adalah lelucon, apa yang kami lakukan selama 20 tahun di Afghanistan, tentu saja dengan persetujuan dan konsultasi kongres, adalah mempersenjatai dan membantu memperlengkapi pasukan keamanan nasional Afghanistan,” klaim John Kirby.
Juru bicara Imarah Islam Afghanistan, Zabihullah Mujahid, merujuk pada pernyataan Kirby, mengatakan bahwa peralatan militer AS dihancurkan ketika pasukan Amerika meninggalkan negara itu.
“Tidak ada senjata di Afghanistan yang jatuh ke tangan penyelundup, atau dipindahkan ke suatu tempat. Kami menolak klaim ini oleh negara manapun. Tetapi dalam dua puluh tahun terakhir pendudukan, senjata dibawa dari negara-negara terpencil atau melalui berbagai negara ke Afghanistan dan jatuh ke tangan Amerika dan itu memperlengkapi pasukan Amerika,” kata Mujahid kepada Tolo News.
Sementara itu, beberapa analis militer dan politik memiliki pandangan yang berbeda mengenai peralatan militer AS.
“Kekhawatiran negara-negara tetangga, terutama Pakistan adalah benar. Imarah Islam Afghanistan harus bertanggung jawab dalam hal ini,” kata Sadiq Shinwari, seorang analis militer, seperti dilansir Tolo News (21/12/2023).
“Setiap pemerintah yang mempertahankan kemerdekaan atau bertanggung jawab untuk mempertahankan kemerdekaan harus melindungi integritas teritorialnya, kedaulatan nasionalnya, dan kemerdekaannya sedemikian rupa sehingga senjata apa pun, apakah itu senjata ringan atau senjata berat, adalah kehormatan dan martabat,” kata Abdul Shukor Dadras, seorang analis politik.
Sebelumnya, Inspektur Jenderal Khusus untuk Afghanistan (SIGAR), mengatakan dalam sebuah laporan bahwa peralatan militer AS senilai lebih dari tujuh miliar dolar AS masih tertinggal di Afghanistan setelah penarikan pasukan AS dari Afghanistan. (haninmazaya/arrahmah.id)