GAZA (Arrahmah.id) – Kementerian Luar Negeri Qatar mengatakan pada Kamis (30/11/2023) bahwa Hamas dan “Israel” telah mencapai perpanjangan gencatan senjata sementara di Jalur Gaza untuk satu hari tambahan, sementara Brigade Al-Qassam – militer sayap Hamas – menyatakan para pejuangnya sangat siap mengantisipasi pertempuran baru di Jalur Gaza, lansir Al-Jazeera Arab.
Kementerian Luar Negeri Qatar mengindikasikan upaya intensifikasi yang berkelanjutan dengan tujuan mencapai gencatan senjata permanen di Jalur Gaza.
Sementara itu, Perdana Menteri “Israel” mengatakan bahwa pihaknya telah menerima daftar nama perempuan dan anak-anak “Israel” sesuai dengan ketentuan perjanjian, dan oleh karena itu gencatan senjata akan terus berlanjut.
Hal ini terjadi setelah hambatan yang dihadapi dalam memperpanjang gencatan senjata, ketika Hamas mengumumkan pada Kamis dini hari (30/11) bahwa mereka menolak untuk menyerahkan 7 tahanan, termasuk wanita dan anak-anak, dan jenazah 3 orang lainnya yang tewas akibat pengeboman “Israel”, sebagai imbalan atas perpanjangan gencatan senjata selama satu hari dengan kondisi yang sama seperti 6 hari sebelumnya.
Gerakan ini menyatakan bahwa penolakannya terhadap pendudukan terjadi meskipun ada konfirmasi melalui mediator bahwa jumlah tahanan yang termasuk dalam kategori ini hanya dapat dijangkau oleh gerakan tersebut.
Sementara Otoritas Penyiaran Israel, Kan mengutip sebuah sumber yang mengatakan bahwa Hamas telah menyerahkan kepada “Israel” daftar nama-nama mereka yang akan dibebaskan namun tidak memenuhi persyaratan “Israel”, dan jika daftar itu tidak berubah pada akhir gencatan senjata pada pukul tujuh pagi Kamis (30/11), mereka akan kembali berperang, seperti yang dia katakan.
Kabinet Perang “Israel” bertemu Kamis dini hari (30/11) untuk membahas perpanjangan jeda kemanusiaan di Jalur Gaza setelah sesi yang berlangsung sekitar dua setengah jam tanpa mengambil keputusan terkait hal ini.
Daftar tahanan baru yang disetujui oleh otoritas pendudukan belum diumumkan, yang menurutnya akan ditukarkan antara Hamas dan “Israel”. (zarahamala/arrahmah.id)