LAUT MERAH (Arrahmah.id) — Milisi Syiah Yaman Houtsi mengatakan mereka telah membajak sebuah kapal milik “Israel” di Laut Merah. Ini dilakukan sebagai bentuk solidaritas mereka terhadap Gaza, Palestina, yang saat ini terus berada dalam serangan militer Tel Aviv.
Seorang juru bicara militer Houtsi, Mohammed Al Attab, seperti dilansir Al Jazeera (19/11/2023), mengatakan bahwa para anggotanya membajak kapal kargo Galaxy Leader yang sebagian besar milik pengusaha “Israel” dan dioperasikan perusahaan Jepang. Saat disita, kapal sedang berlayar dari Turki ke India.
“Kami telah menerima konfirmasi dari pejabat Houtsi bahwa mereka membajak kapal ini. Sebelumnya hari ini (Ahad), mereka mengumumkan dimulainya operasi untuk menyerang kapal-kapal berbendera “Israel”. Mereka memperingatkan pelaut internasional untuk tidak bekerja di perusahaan semacam itu,” kata Attab dari ibu kota Yaman, Sana’a.
Juru bicara Houtsi lainnya, Yahya Saree dalam sebuah pernyataan pada Ahad malam, menyebutkan ada 22 kru kapal yang berada dalam Galaxy Leader. Mereka akan diperlakukan sesuai dengan norma dan prinsip Islam.
“Kami menegaskan kelanjutan operasi militer kami (terhadap ‘Israel’) sampai agresi dan kejahatan buruk terhadap saudara-saudara Palestina kami di Gaza dan Tepi Barat berhenti,” kata Saree.
Kelompok Houtsi, yang didukung oleh Iran, telah melancarkan beberapa serangan rudal dan pesawat tak berawak terhadap Israel sejak Negeri Yahudi itu menyerbu Jalur Gaza pada 7 Oktober, menewaskan sekitar 13.000 warga Palestina.
Pemerintah “Israel” menyebut pembajakan itu sebagai “peristiwa yang sangat serius di tingkat global”. Kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan “Israel” tidak terlibat dalam kepemilikan kapal, pengoperasian, atau susunan awak internasionalnya.
“Ini adalah tindakan terorisme Iran lainnya yang mewakili peningkatan permusuhan Iran terhadap warga dunia bebas, dengan konsekuensi internasional terkait keamanan rute pelayaran global,” kata sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh kantor perdana menteri.
“Tidak ada warga ‘Israel’ di kapal itu,” katanya, seraya menambahkan bahwa 25 awak kapal tersebut berasal dari Ukraina, Meksiko, Filipina, Bulgaria, dan negara-negara lain.
Seorang pejabat pertahanan Amerika Serikat (AS) mengatakan Washington menyadari situasi ini dan memantaunya dengan cermat. Namun Negeri Paman Sam menegaskan aksi itu merupakan pelanggaran mencolok terhadap hukum internasional.
“Kami menuntut pembebasan segera kapal dan awaknya. Kami akan berkonsultasi dengan mitra PBB kami untuk langkah selanjutnya yang tepat,” kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS dalam sebuah pernyataan.
Al Jazeera melaporkan belum ada bukti yang dikemukakan “Israel” bahwa Iran berada di balik pembajakan tersebut. Meski begitu, ia menyebutkan sentimen yang tinggi terhadap Israel di Iran seiring dengan serangan ke Gaza kali ini.
“Iran di masa lalu telah menjauhkan diri dari berbagai kelompok bersenjata di Timur Tengah yang menentang ‘Israel’,” kata Jabbari.
“Tetapi mengingat pemboman terus-menerus yang dilakukan Israel terhadap Gaza dan apa yang mereka sebut sebagai ‘genosida’ terhadap penduduk Palestina, Iran mengatakan bahwa konflik tersebut dapat menyebar.” (hanoum/arrahmah.id)