GAZA (Arrahmah.id) – Pasukan “Israel” kembali mengepung sebuah rumah sakit di Kota Gaza pada Kamis (16/11/2023), dan Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina melaporkan bahwa awak ambulansnya terjebak di sana.
Tim Bulan Sabit Merah di Rumah Sakit Kristen Baptis Arab Al-Ahli melaporkan ledakan di daerah tersebut serta tembakan keras, kata kelompok kemanusiaan tersebut di platform media sosial X, di tengah kekhawatiran akan terulangnya kembali pengepungan brutal “Israel” di rumah sakit Al-Shifa di dekatnya.
Petugas medis tidak dapat menjangkau orang-orang yang tewas dan terluka sekitar 30 meter di halaman rumah sakit.
Dalam unggahan sebelumnya, Bulan Sabit Merah mengatakan serangan membabi buta sedang terjadi di fasilitas tersebut – satu-satunya rumah sakit dengan kapasitas rawat inap di Gaza utara yang masih beroperasi dan menerima pasien, menurut kementerian kesehatan Otoritas Palestina.
Tidak lama setelah unggahan awal ini, dokter Palestina asal Inggris, Ghassan Abu Sitta, mengatakan tidak mungkin lagi melakukan operasi di rumah sakit Baptis, tanpa menyebutkan alasannya. Dia mengatakan tempat itu “sekarang secara efektif menjadi pusat pertolongan pertama”.
“Ratusan orang yang terluka sekarang berada di rumah sakit tanpa akses terhadap operasi. Mereka akan meninggal karena luka-luka mereka,” tambahnya.
Menanggapi unggahan pertama Bulan Sabit Merah, Rohan Talbot, direktur advokasi dan kampanye di kelompok kemanusiaan Medical Aid for Palestines yang berbasis di Inggris mengatakan rumah sakit Baptis tersebut “diserang oleh militer Israel”.
“Rumah sakit demi rumah sakit, mereka membongkar layanan kesehatan di Gaza,” tambahnya.
Para dokter di rumah sakit Baptis mengatakan kepada media lokal bahwa pengepungan tersebut mengancam nyawa korban luka mengingat kebutuhan mendesak akan obat-obatan dan peralatan.
Sebagai pertanda apa yang mungkin terjadi pada fasilitas tersebut, tentara “Israel” menggerebek rumah sakit terbesar di Gaza, Al-Shifa, pada Rabu (15/11) setelah berhari-hari dikepung dan dibombardir.
Beberapa bayi meninggal setelah bahan bakar yang memasok listrik ke inkubator untuk 39 bayi prematur habis akhir pekan lalu.
Direktur Al-Shifa mengatakan pada Selasa (14/11) bahwa 179 orang telah dimakamkan di kuburan massal di kompleks tersebut.
“Kami terpaksa menguburkan mereka di kuburan massal,” kata Mohammad Abu Salmiyah.
“Ada banyak mayat berserakan di kompleks rumah sakit dan tidak ada lagi listrik di kamar mayat.”
Rumah sakit Baptis sebelumnya mengalami ledakan mematikan pada 17 Oktober, yang diduga disebabkan oleh serangan “Israel”. Namun, “Israel” membantah tuduhan tersebut.
Perang tanpa pandang bulu yang dilakukan “Israel” di Gaza sejauh ini telah menewaskan 11.500 orang di wilayah kantong Palestina yang terkepung. (zarahamala/arrahmah.id)