TEPI BARAT (Arrahmah.id) — Seorang aktivis yang menjadi ikon perlawanan Palestina, Ahed Tamimi, ditangkap tentara Israel dalam operasi militer terbaru di wilayah Tepi Barat yang diduduki. Tamimi yang kini berusia 22 tahun ini ditangkap atas tuduhan menghasut teror.
Seperti dilansir AFP (6/11/2023), penangkapan Tamimi ini diungkapkan oleh militer Israel dalam pernyataan kepada kantor berita AFP (6/11) waktu setempat. Disebutkan oleh juru bicara militer Israel itu bahwa aktivis wanita Palestina ini diserahkan kepada pasukan keamanan Israel untuk menjalani interogasi.
“Ahed Tamimi ditangkap atas kecurigaan menghasut kekerasan dan aktivitas teroris di kota Nabi Salih,” sebut juru bicara militer Israel kepada AFP.
Kota Nabi Salih, yang terletak dekat Ramallah di Tepi Barat, merupakan tempat tinggal Tamimi.
“Tamimi ditransfer kepada pasukan keamanan Israel untuk diinterogasi lebih lanjut,” imbuh juru bicara militer Israel tersebut.
Sosok Tamimi mulai dikenal publik sejak tahun 2012, saat usianya baru 11 tahun, ketika dia menghadapi dan melawan seorang tentara Israel untuk membela kakak laki-lakinya yang ditangkap.
Ketika dia berusia 14 tahun, Tamimi kembali menjadi sorotan setelah dia terekam kamera menggigit seorang tentara Israel untuk mencegah tentara itu menangkap adik laki-lakinya yang saat itu sedang menggunakan gips pada lengannya.
Pada tahun 2017, Tamimi ditangkap setelah video yang menunjukkan dirinya menampar dan memukuli dua tentara Israel di luar rumahnya di Nabi Saleh menjadi viral di internet.
Sosok Tamimi menjadi ikon perjuangan Palestina dan gambar dirinya berukuran besar dilukis di tembok pemisah antara Israel dan tepi Barat, tepatnya di Betlehem dekat Yerusalem.
Sejak perang meletus di Jalur Gaza yang dipicu serangan Hamas pada 7 Oktober lalu, pasukan keamanan Israel melakukan penangkapan besar-besaran terhadap warga Palestina yang diduga terkait Hamas atau diduga menghasut kekerasan.
Meningkatnya ketegangan dan tindak kekerasan juga merenggut sedikitnya 150 nyawa warga Palestina di Tepi Barat sejak perang pecah di Jalur Gaza. Menurut otoritas kesehatan Palestina, sebagian besar warga Tepi Barat itu tewas dibunuh tentara Israel atau oleh para pemukim Yahudi. (hanoum/arrahmah.id)