JAKARTA (Arrahmah.id) – Topik terkait penyerangan dan genosida yang dilakukan “Israel” secara brutal di Palestina belakangan menjadi sangat ramai diperbincangkan. Serangan yang menewaskan ribuan rakyat sipil itu sontak mengundang kecaman dan keprihatinan masyarakat dunia.
Banyak orang menyuarakan keadilan dan pembebasan untuk Palestina dalam berbagai bentuk seperti aksi bela Palestina, kampanye boikot sejumlah produk yang disinyalir mendukung Zionis, hingga terus menggaungkan topik ini di media sosial agar isu tentang Palestina tidak berhenti dibahas sampai penyerangan berakhir.
Selain menyerukan dukungan, mereka yang bersuara melalui media sosial juga harus memerangi propaganda yang banyak muncul di antara isu Palestina dan “Israel” yang cenderung mengarahkan pada fakta yang salah.
Kerap kali beberapa pengguna media sosial mengalami banned atau pembekuan karena rupanya, secara algoritma, isu tentang Palestina sedikit banyak ditekan oleh pihak-pihak tertentu.
Tak kehilangan akal, pendukung Palestina mulai menggunakan simbol unik untuk tetap bisa menyuarakan dukungannya, melalui logo atau gambar ‘Semangka’ untuk menghindari banned.
Hal tersebut tampak dari banyaknya karya seni simbol ‘Semangka’ yang diunggah di media sosial di tengah meningkatnya eskalasi yang dilakukan pasukan “Israel” di Palestina, khususnya Jalur Gaza. Bahkan, tak sedikit pula netizen dari berbagai belahan dunia yang turut mengunggah gambar semangka, baik dalam foto ataupun sebuah ilustrasi.
Sebenarnya penggunaan ‘Semangka’ sebagai simbol perlawanan rakyat Palestina bukanlah hal yang baru. Bahkan, simbol ini pertama kali muncul saat Perang Enam Hari yang terjadi pada tahun 1967.
Dilansir dari Times pada Kamis (2/11/2023), perang tersebut berkecamuk saat “Israel” menguasai Tepi Barat dan Jalur Gaza serta mengontrol Yerusalem Timur.
Dalam Perang Enam Hari tersebut, otoritas “Israel” saat itu melarang pengibaran bendera Palestina di depan umum dan menjadikannya sebagai bentuk pelanggaran pidana di Jalur Gaza dan Tepi Barat.
Oleh karena itu, masyarakat Palestina kemudian mulai menggunakan gambar semangka untuk mengganti simbol bendera Palestina. Gambar semangka dipilih karena saat buah itu dibelah maka warna yang dimilikinya seperti warna bendera Palestina yakni merah, hitam, putih, dan hijau.
Seniman Sliman Mansour mengatakan kepada surat kabar The National pada tahun 2021 bahwa pejabat “Israel” pada tahun 1980 menutup pameran di 79 Galeri di Ramallah yang menampilkan karyanya dan karya lainnya, termasuk Nabil Anani dan Issam Badrl.
“Mereka mengatakan kepada kami bahwa mengecat bendera Palestina itu dilarang, tapi warnanya juga dilarang. Maka Issam berkata, ‘Bagaimana jika saya membuat bunga berwarna merah, hijau, hitam dan putih?’, dan petugas itu menjawab dengan marah, ‘Ini akan disita. Bahkan jika Anda mengecat semangka, itu akan disita,’” kata Mansour kepada surat kabar tersebut.
“Israel” mulai mencabut larangan penggunaan bendera Palestina pada tahun 1993, sebagai bagian dari Perjanjian Oslo. Perjanjian ini mencakup pengakuan timbal balik antara “Israel” dan Organisasi Pembebasan Palestina dan merupakan perjanjian formal pertama yang mencoba menyelesaikan konflik “Israel”-Palestina yang telah berlangsung selama beberapa dekade. (rafa/arrahmah.id)
Semangka itu salah satu buah yg akan diberikan kepada ahlul jannah..Warnanya yg beragam tampak unik dan bersahaja, cocok dg karakter bangsa Palestina yg meski beratus tahun dijajah oleh zionis Israhell tetap bersahaja hingga membuat gentar musuh..Ma syaa Allah