GAZA (Arrahmah.id) — Sebuah laporan intelijen yang dibagikan Amerika Serikat (AS) mengungkapkan kelompok perlawanan Palestina Hamas telah merencanakan serangan ke Israel sejak lama. Laporan itu menjelaskan bagaimana cara kelompok tersebut bisa melakukan rencananya dan tidak terdeteksi pihak AS maupun Israel.
Para anggota Hamas disebutkan berkomunikasi dengan cara yang sama sekali kuno dan menghindari teknologi modern saat ini. Yakni melalui jaringan telepon kabel dibangun dalam sebuah terowongan di bawah Gaza.
Komunikasi dilakukan selama dua tahun itu. Selama waktu tersebut, mereka melakukan komunikasi dan merencanakan operasi serta memanggil ratusan anggotanya. Namun tak ada sama sekali pergerakan selama periode tersebut hingga serangan dilancarkan pada 7 Oktober 2023 lalu.
https://www.instagram.com/reel/CzBd7HDPv24/?utm_source=ig_web_copy_link&igshid=MzRlODBiNWFlZA==
Dalam laporan tersebut disebutkan pula Hamas juga berhasil lolos dari deteksi AS dan Israel dengan menghindari penggunaan komputer maupun ponsel. Para anggota hanya melakukan komunikasi pada area yang sudah ditentukan saja.
“Tidak banyak diskusi dan bolak-balik serta koordinasi di luar area terdekat,” kata salah satu sumber, dikutip dari CNN (30/10/2023).
Kantor Direktur Intelijen Nasional AS menolak berkomentar dan kedutaan Israel di Washington tidak menanggapi permintaan komentar.
Pihak intelijen AS dan Israel sebenarnya telah mendapatkan peringatan strategis. Namun kedua pihak tidak bisa mengantisipasi serangan 7 Oktober tersebut.
Sebagai informasi, terowongan tersebut dibangun Gaza selama lima belas tahun terakhir. Pihak pasukan pertahanan Israel menyebutnya sebagai ‘metro Gaza’.
Jaringan terowongan membentuk sebuah labirin luas. Di dalamnya menjadi tempat menyimpan seperti roket dan amunisi serta cara para militan untuk bergerak tanpa diketahui lawan.
Menurut pasukan Israel, metro Gaza juga menjadi tempat pusat komando dan juga kendali penting yang dilakukan oleh Hamas. (hanoum/arrahmah.id)