RIYADH (Arrahmah.id) – Ditengah sorotan dunia tertuju pada pembantaian intensif yang dilakukan “Israel” di Gaza pada Sabtu (28/10/2023), Arab Saudi menghelat hiburan event internasional tahunan, Riyadh Season 2023.
Otoritas Hiburan Umum di Arab Saudi, yang dipimpin oleh Turki Al-Sheikh, mengumumkan bahwa artis internasional Shakira akan menggelar konser akbar pada grand opening Riyadh Season.
Penampilan grand opening Riyadh Season 2023 akan menjadi debut konser musik Shakira di Arab Saudi. Event yang digelar bertepatan dengan invasi darat “Israel” di Jalur Gaza ini akan menjadi edisi ke-4 Riyadh Season dengan slogan “Big Time”.
“Festival ini bertujuan untuk menciptakan lebih dari 200,000 lapangan kerja langsung dan tidak langsung, dan memberdayakan hampir 2,000 perusahaan lokal dan internasional untuk menciptakan pengalaman hiburan paling terkemuka dari seluruh dunia di area seluas tujuh juta meter persegi,” kata Al-Sheikh tentang Riyadh Season, sebagaimana dilansir oleh media lokal.
Beberapa hari sebelum pembukaan, banyak telah yang meminta Arab Saudi untuk menunda upacara tersebut, sebagai bentuk solidaritas atas pembantaian “Israel” yang intens di Jalur Gaza, serta dukungan moral dari Kerajaan kepada masyarakat Jalur Gaza. Namun, Arab Saudi serta Otoritas Hiburan tidak meluluskan tuntutan tersebut.
https://www.instagram.com/reel/CzBUXtFvTFL/?utm_source=ig_web_copy_link&igshid=MzRlODBiNWFlZA==
Tanggapan Turki Al-Sheikh
Turki Al-Sheikh merespon dengan unggahan di halaman Facebook-nya: “Ada hal penting yang menurut saya harus ditunjukkan dengan jelas, dan saya belum banyak berbicara akhir-akhir ini, tetapi menurut saya penting untuk dibicarakan sekarang… Tahun 1967 M, ketika negara-negara diduduki, tidak ada yang berhenti, ketika Perang Libanon, tidak ada yang berhenti, dan ketika negara saya berperang selama 7 tahun, tidak ada yang berhenti, dan darah Saudi lebih berharga bagi saya dari apa pun.”
Dia melanjutkan: “Ketika orang-orang menuding kita, kita harus mengklarifikasi fakta… Saya tidak tahu kapan ejekan menggunakan nama Kerajaan, nama saya, atau nama Riyadh Season dalam hal apa pun sebagai dasar untuk mengalihkan perhatian dari peristiwa lain atau situasi lain akan berakhir… dan sampai kapan dibiarkan menjelek-jelekkan tokoh-tokoh penting di negara saya? Berapa lama mereka akan mengintimidasi semua orang yang bekerja sama dengan kami dalam pekerjaan terhormat seperti pekerjaan lainnya?”
Turki Al-Sheikh menambahkan: “Saya belum pernah melihat pertandingan sepak bola berhenti, misalnya, dan pekerjaan apa pun yang gratis dan terhormat serta event pariwisata apa pun… Saya pikir warga negara Arab sudah akrab dan memahami bahwa nama Turki Al -Syekh digunakan untuk alasan apa dan oleh siapa… Situasi telah terungkap sepenuhnya, dengan alat yang sama, surat kabar yang sama, metode yang sama dan orang yang sama… tetapi orang Saudi, saya salah satunya, sibuk dengan perkembangan dan kebangkitan negara mereka, dan saya menyambut setiap pengunjung yang akan datang.”
Unggahan Turki Al-Sheikh muncul setelah meluasnya kontroversi yang diangkat oleh seniman Mesir Muhammad Salam ketika dia meminta maaf karena berpartisipasi dalam pertunjukan di Riyadh Season di tengah perang yang sedang berlangsung antara “Israel” dan Jalur Gaza.
Arab Saudi hampir mencapai normalisasi dengan “Israel” sebelum perang dimulai, dan Presiden AS Joe Biden yang memimpin negosiasi tersebut. Namun mereka mengumumkan penangguhan perundingan normalisasi mengingat intensnya pengeboman “Israel” di Jalur Gaza. (zarahamala/arrahmah.id)