MOSKOW (Arrahmah.id) — Polisi Rusia menangkap jamaah Muslim yang keluar dari masjid di wilayah Moskow setelah shalat Jumat dan membawa mereka ke kantor wajib militer untuk perang di Ukraina, lapor The Moscow Times (23/10/2023).
Video yang dibagikan di media sosial, pada akhir pekan, menunjukkan para pemuda berada di dalam bus yang bergerak, di luar kantor perekrutan militer, dan di barak dengan tempat tidur susun.
“OMON [ket: polisi antihuru-hara Rusia] membawa saya dan orang-orang lainnya meninggalkan masjid menuju kantor wajib militer setelah shalat Jumat,” kata Mamut Useinov, seorang manajer penjualan dan kontestan acara TV, dalam salah satu video yang beredar, dikutip dari The Mocsow Times.
Pihak berwenang menyita paspor jamaah dan memaksa mereka menandatangani kontrak militer tanpa kehadiran pengacara, menurut saluran berita Mobilization di aplikasi pesan sosial Telegram.
Useinov mengatakan penggerebekan itu terjadi di kota Kotelniki dan para jamaah diangkut ke kota tetangga Lyubertsy.
Kedua kota tersebut terletak di perbatasan tenggara Moskow dan dikenal sebagai kota dengan konsentrasi migran yang tinggi, terutama dari negara-negara Asia Tengah.
Gelombang penggerebekan polisi yang menargetkan pekerja migran Asia Tengah telah melanda Rusia tahun ini ketika pihak berwenang berupaya meningkatkan sumber daya militer Rusia di Ukraina.
Penangkapan ini tampaknya terutama menargetkan migran laki-laki yang baru saja menerima kewarganegaraan Rusia tetapi gagal menyelesaikan pendaftaran wajib militer mereka.
Useinov dilaporkan menerima paspor Rusia di Krimea yang dianeksasi pada tahun 2014.
Sekitar 100 warga negara-negara Asia Tengah dilaporkan tewas saat berperang membela Rusia di Ukraina selama perang 21 bulan di Moskow. (hanoum/arrahmah.id)