YOGYAKARTA (Arrahmah.id) – Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas mengungkapkan ada penambahan kuota jamaah haji tahun depan sebanyak 20 ribu jamaah. Namun meski kuota haji ditambah, ribuan petugas haji justru dikurangi.
“Petugas kita tidak ditambah tapi dikurangi, tinggal dua ribu,” kata Gus Yaqut di Sportorium UMY, Bantul, DI Yogyakarta, pada Senin (23/10).
Berdasarkan data yang dimiliki Menag, jumlah petugas haji sebelumnya berjumlah 4.600 orang. Sementara kuota haji Indonesia sebelumnya tercatat 221 ribu jamaah.
“Sekarang kita dapat tambahan 20 ribu artinya jamaah haji kita ini 241 ribu,” lanjut Yaqut.
Melihat hal ini, Yaqut mengatakan bahwa situasi ini merupakan keuntungan sekaligus tantangan bagi pemerintah Indonesia, khususnya pihak penyelenggara haji.
“Ini berkah untuk memperpendek antrean yang rata-rata nasional mencapai 27 tahun,” kata Yaqut.
Untuk pelaksanaan penyelenggaraan haji tahun depan, kata dia, tetap tak lepas dari evaluasi oleh pemerintah.
Yaqut mengatakan setidaknya ada tiga poin yang dicetak tebal dan menjadi fokus evaluasi dari pelaksanaan perjalanan haji terakhir yang dilakukan pemerintah.
Pertama adalah kejadian jamaah haji tujuan Mina yang telat dijemput di Muzdalifah. Kedua, keterlambatan konsumsi bagi jamaah haji di Mina. Ketiga, banyaknya jamaah haji wafat. Jumlahnya 774 jiwa wafat di Tanah Suci dan 30 jiwa lainnya di Indonesia.
“Itu catatan-catatan tebal yang kami punya untuk diperbaiki di pelaksaanaan haji tahun depan. Apalagi tahun depan ini lebih menantang karena Presiden Jokowi (Joko Widodo) menerima tambahan 20 ribu kuota jamaah dari Kerajaan Saudi Arabia,” imbuhnya.
Selain itu masih ada kasus seorang jamaah haji yang hingga detik ini belum diketahui keberadaannya sejak yang bersangkutan menunaikan ibadah haji di Tanah Suci, pertengahan 2023 lalu.
Pemerintah Indonesia melalui Direktorat Jendral Penyelenggara Haji dan Umrah Kemenag dan Kerajaan Arab Saudi terus berkoordinasi untuk pencariannya. (rafa/arrahmah.id)