Mujahidin Al Qaeda Semenanjung Arab (AQAP) telah menunjukkan eksistensinya dan wilayah kekuasaannya semakin meluas di Yaman selatan. Sebelumnya AQAP telah berhasil mengambil alih provinsi Abyan dan merebut ibukota Zinjibar pada Mei lalu, kini kota Azaan pun dikendalikan oleh Mujahidin AQAP.
Abdulrazaq al-Jamal, seorang reporter dari harian Al-wassat, mengunjungi kota Azaan dimana organisasi AQAP memperlihatkan tanggungjawabnya atas wilayah yang mereka kendalikan. Peristiwa ini terjadi setelah otoritas boneka meninggalkan wilayah tersebut pada bulan-bulan sebelumnya.
Jamal berusaha mencari tahu kesan-kesan dari masyarakat setempat mengenai AQAP dan pemerintahannya di kota Azaan. Ternyata ia mendapatkan kesan yang sangat positif dari mereka, refleksi yang positif karena kehadiran Mujahidin AQAP dalam urusan publik, lebih dari satu aspek.
Pada aspek memecahkan masalah umat, sebuah bangunan yang dahulu digunakan sebagai kantor polisi, di sana dijadikan sebuah pengadilan resmi. Terdapat hakim yang memutuskan perkara melalui syariat. Dalam pengamatan Jamal, sejak adanya pengadilan yang didirikan oleh AQAP atau ansar Al sharia (seperti yang dikenal oleh masyarakat setempat-red), pengaturan masalah hukum di sana terlihat sangat baik.
Lebih dari 270 kasus terselesaikan, hanya lima yang masih belum terselesaikan. Hakim di daerah tersebut mengatakan : “Masalah yang sangat sulit pada awalnya karena intensitas kasus, tetapi kami dapat menguranginya dengan cepat. Kasus-kasus tersebut yang tertinggal di pengadilan rezim selama 10 tahun, tapi bagi kami ini hanya membutuhkan waktu 1 bulan.”
Dia menambahkan bahwa mereka menyelesaikan 135 kasus hanya dalam waktu hampir 7 bulan. Kebanyakan kasus adalah yang berhubungan dengan tanah.
Hakim menambahkan empat direktori, termasuk direktori Mayfaa yang meliputi kota Azaan dan Al-Houtta. Masyarakat datang kepada mereka untuk mendapatkan keadilan dan mereka mungkin menemukan direktori-direktori tersebut di kantor peradilan yang lain. Mereka dapat memilih hakim yang memiliki pengetahuan luas tentang syariah dan tradisi.
Mengenai permintaan masyarakat, para hakim (Qadi’) mengatakan bahwa mereka telah memiliki lebih dari tujuh permintaan dari provinsi Shabwa dan Abyan untuk menegakkan pengadilan syariah dan bahwa mereka tengah dalam proses untuk melaksanakan rencana yang komprehensif untuk daerah lainnya. Perlu disebutkan bahwa pusat pengadilan ini tidak memungut biaya untuk menyelesaikan masalah-masalah ummat, namun untuk komunikasi dan transportasi ditanggung oleh klien.
Dalam aspek yang lain, Mujahidin AQAP juga memberikan bantuan makanan dan pertolongan lainnya untuk keluarga kurang mampu. Melalui layanan ini, AQAP memperluas kepopulerannya dan sukses membentuk sebuah hubungan yang baik antara Mujahidin AQAP dengan penduduk setempat.
Namun organisasi Al Qaeda tidak hanya memikirkan seberapa banyak mereka mencapai kesuksesan pada tingkat lokal, target utama mereka tetap Amerika Serikat dan sekutunya dalam perang melawan teror dalam sudut pandang Amerika dan anteknya seperti apa yang terjadi di provinsi Shabwa dan Abyan.
Dengan demikian, perang melawan AQAP, tidak berarti melawan organisasi itu sendiri, tetapi melawan sebuah sektor besar yang berhubungan dengan organisasi tersebut di banyak lini kehidupan. Maka dari itu, organisasi ini tidak hanya akan menjadi bagian dalam perang yang merupakan ancaman perang yang berbeda dari perang Amerika melawan Al Qaeda di seluruh dunia. (M1/haninmazaya/arrahmah.com)