GAZA (Arrahmah.id) – Pengguna situs media sosial yang pro-Palestina menuduh bahwa mereka telah mendapatkan shadow banned oleh platform tersebut karena sifat konten mereka, di tengah serangan gencar “Israel” di Jalur Gaza.
Pengguna platform termasuk Instagram dan TikTok mengatakan mereka telah menjadi korban shadow bans, di mana platform membatasi visibilitas unggahan pengguna tanpa memberi tahu mereka.
Dengan bias pro-“Israel” yang menyebar di media Barat, warga Palestina dan para pendukungnya telah berbicara tentang betapa pentingnya media sosial dalam menyebarkan berita dari Jalur Gaza, yang saat ini sedang dilanda pengeboman “Israel” dan dikepung total oleh Tel Aviv.
Namun para pengguna Instagram telah membagikan tangkapan layar (screenshot) yang menunjukkan jumlah penayangan yang rendah untuk unggahan mereka di fitur Story di aplikasi tersebut, dan menuduh bahwa penurunan jumlah penonton konten mereka disebabkan oleh shadow bans yang diberlakukan karena konten pro-Palestina. Sementara itu, para pembuat konten di TikTok menuduh bahwa video yang berisi konten yang mendukung Palestina telah dihapus.
Pengguna Instagram telah melakukan “penipuan algoritma” dengan mengunggah konten yang tidak terkait dengan perang yang sedang berlangsung di Story mereka, untuk menarik pengunjung kembali ke konten mereka. Beberapa akun telah mengunggah saran tentang cara menghindari “larangan” tersebut.
Tuduhan shadow bans muncul setelah Meta, perusahaan induk Facebook dan Instagram, mengatakan pihaknya mengambil langkah spesifik untuk memantau kontennya di tengah perang.
Dalam sebuah pernyataan yang dirilis Rabu (11/10/2023), perusahaan tersebut mengatakan Hamas, kelompok Palestina yang mengendalikan Jalur Gaza, termasuk dalam kebijakan Organisasi dan Individu Berbahaya.
“Ini berarti Hamas dilarang di platform kami, dan kami menghapus pujian dan dukungan substantif terhadap mereka ketika kami menyadarinya,” kata Meta.
Perusahaan tersebut mengklaim bahwa kebijakannya “dirancang untuk memberikan suara kepada semua orang sekaligus menjaga keamanan orang-orang di aplikasi kami”.
TikTok mengatakan kepada The Washington Post bahwa Hamas dilarang di platformnya.
X mengatakan pekan lalu bahwa pihaknya telah menghapus ratusan akun yang berafiliasi dengan Hamas.
Tidak jelas bagaimana “dukungan” atau afiliasi dengan Hamas diukur oleh tim pemantau platform tersebut. (zarahamala/arrahmah.id)