DEIR AZZUR (Arrahmah.id) – Dua tentara Suriah terluka setelah serangan udara “Israel” terhadap pos-pos militer di wilayah timur Deir Azzur, Suriah, demikian dilaporkan media pemerintah, mengutip sebuah sumber militer.
Kantor berita rezim Suriah, SANA, mengatakan bahwa serangan terbaru oleh “Israel” dilakukan pada pukul 23:50 malam waktu setempat pada Senin (2/10/2023).
“Israel melancarkan serangan udara ke beberapa lokasi angkatan bersenjata kami di sekitar Deir Azzur, dan agresi tersebut menyebabkan dua tentara terluka dan sejumlah kerugian material,” lapor SANA, mengutip sebuah sumber militer.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) yang berbasis di Inggris mengatakan bahwa tiga ledakan dilaporkan terjadi di dekat posisi kelompok-kelompok bersenjata yang didukung Iran di Deir Azzur di dekat perbatasan Suriah-Irak dalam sebuah serangan yang dilakukan oleh pesawat-pesawat tempur tak dikenal.
“Milisi-milisi Iran dikerahkan di dekat posisi-posisi yang ditargetkan, di mana para anggotanya berpindah dari Irak ke Suriah dan sebaliknya melalui jalur-jalur ilegal,” ujar SOHR, dengan mencatat bahwa pesawat-pesawat tak berawak menyerang target-target di provinsi tersebut pada awal September.
Targetnya adalah sebuah rumah di mana senjata-senjata dilaporkan disimpan di Kota Deir Azzur, tambah laporan.
“Israel” selama bertahun-tahun telah melakukan serangan yang tidak diakui di Suriah terhadap apa yang disebutnya sebagai target-target yang terkait dengan Iran di tengah pengaruh Teheran yang semakin besar di negara itu sejak mereka mulai mendukung Presiden Bashar Asad dalam perang yang dimulai pada 2011.
Tidak ada komentar langsung dari tentara “Israel” mengenai serangan terbaru ini, kantor berita Reuters melaporkan.
Akhir bulan lalu, militer “Israel” mengatakan bahwa tank-tanknya telah menghancurkan dua bangunan Suriah di Dataran Tinggi Golan. Tank-tank tersebut menyerang sebuah lokasi di sisi Suriah dari garis demarkasi antara Dataran Tinggi Golan yang diduduki “Israel” di sebelah barat dan wilayah yang dikuasai Suriah di sebelah timur, klaim militer “Israel”.
Ratusan ribu orang telah tewas dan jutaan orang kehilangan tempat tinggal sejak protes terhadap pemerintahan Asad pertama kali meletus pada 2011 dan sejak saat itu berkembang menjadi perang saudara yang telah menarik kekuatan-kekuatan asing, termasuk Rusia, dan menyebabkan Suriah terpecah-pecah dalam beberapa zona kontrol. (haninmazaya/arrahmah.id)