NEW DELHI (Arrahmah.id) – Curah hujan monsun di India tahun ini merupakan yang terendah sejak 2018 karena pola cuaca El Nino membuat bulan Agustus menjadi yang terkering dalam lebih dari satu abad terakhir, demikian ungkap departemen cuaca negara bagian ini pada Sabtu (30/9/2023), yang kemungkinan akan mempengaruhi produksi pertanian.
El Nino adalah pemanasan perairan Pasifik yang biasanya disertai dengan kondisi yang lebih kering di anak benua India.
Musim hujan, yang sangat penting bagi perekonomian India yang bernilai 3 triliun dolar AS, menyumbangkan lebih dari 70 persen hujan yang dibutuhkan negara ini untuk menyirami tanaman dan mengisi waduk-waduk dan akuifer.
Hampir setengah dari lahan pertanian di negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia ini tidak memiliki irigasi, membuat hujan monsun menjadi semakin penting untuk produksi pertanian, lansir Al Jazeera.
Defisit curah hujan musim panas dapat membuat bahan makanan pokok seperti gula, kacang-kacangan, beras, dan sayuran menjadi lebih mahal dan meningkatkan inflasi pangan secara keseluruhan.
Produksi yang lebih rendah juga dapat mendorong India, produsen beras, gandum, dan gula terbesar kedua di dunia, untuk memberlakukan lebih banyak pembatasan pada ekspor komoditas-komoditas ini di tengah-tengah melonjaknya harga-harga pangan global.
Hujan yang tidak menentu
Curah hujan di negara ini dari bulan Juni hingga September adalah 94 persen dari rata-rata jangka panjangnya, terendah sejak 2018, demikian ungkap Departemen Meteorologi India (IMD) dalam sebuah pernyataan.
IMD telah mengantisipasi defisit curah hujan sebesar 4 persen untuk musim ini, dengan asumsi dampak terbatas dari El Nino.
Musim hujan tidak merata, dengan hujan pada bulan Juni sembilan persen di bawah rata-rata karena keterlambatan datangnya hujan, tetapi hujan pada Juli meningkat menjadi 13 persen di atas rata-rata.
Distribusi hujan monsun yang tidak menentu telah membuat India, eksportir beras terbesar di dunia, membatasi pengiriman beras, memberlakukan bea masuk 40% untuk ekspor bawang, mengizinkan impor kacang-kacangan tanpa bea masuk, dan berpotensi mengakibatkan New Delhi melarang ekspor gula.
Negara ini diperkirakan akan menerima curah hujan normal dari Oktober sampai Desember, kata departemen cuaca, dan menambahkan bahwa temperatur akan tetap berada di atas normal di sebagian besar wilayah India selama Oktober. (haninmazaya/arrahmah.id)