DERNA (Arrahmah.id) – Qatar telah mengirimkan 23 ton bantuan dan tim pencarian dan penyelamatan untuk membantu kota Derna di Libya yang dilanda banjir.
Dua penerbangan bantuan tiba di Benghazi dari Doha pada Kamis (21/9/2023), bersama dengan tim dari Bulan Sabit Merah Qatar, yang tetap tinggal untuk membantu operasi pencarian dan pemulihan.
“Kami memiliki dua kargo yang penuh dengan [pasokan] medis. Ini adalah jumlah yang sangat besar. Kami mencoba untuk memenuhi kebutuhan sebanyak yang kami bisa,” kata Abdul Aziz dari Bulan Sabit Merah Qatar kepada Al Jazeera.
“Anda dapat melihat bahkan hari ini bahwa mayat-mayat telah keluar dari laut karena banjir. Masih ada mayat-mayat di bawah laut.”
Pengiriman bantuan Qatar, yang mencakup segala sesuatu mulai dari tenda hingga obat-obatan, akan segera menuju ke Derna melalui jalur alternatif karena jalan utama menuju kota tersebut masih terputus akibat kerusakan akibat banjir, menurut laporan Al Jazeera.
Bantuan internasional terus berdatangan ke Libya setelah Badai Daniel meluluhlantakkan Derna dan kota-kota pesisir di dekatnya di Libya timur pada malam hari 10 September dan setelah dua bendungan yang sudah tua dan terabaikan jebol.
Para pejabat telah memberikan jumlah korban tewas yang sangat bervariasi. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengonfirmasi 3.922 kematian sementara pihak lain memperkirakan jumlah korban tewas lebih dari 11.300 orang. Ribuan orang lainnya masih hilang dan dikhawatirkan tewas.
Bulan Sabit Merah Libya mengatakan bahwa masih dibutuhkan tim dan peralatan khusus karena sebagian besar wilayah Derna berbau kematian.
“Kami membutuhkan beberapa hal teknis dan pemetaan untuk mengumpulkan jenazah. Beberapa peralatan tidak dapat Anda temukan di Libya,” kata Ziad Uthman dari tim manajemen bencana Bulan Sabit Merah Libya kepada Al Jazeera.
Banjir yang mematikan ini telah menyatukan dua pemerintah Libya yang saling bersaing sampai batas tertentu di negara yang masih terpecah belah sejak pemberontakan 2011 yang menggulingkan Muammar Gaddafi. Pemerintah Persatuan Nasional yang diakui secara internasional berada di ibu kota, Tripoli, di bagian barat, dan pemerintahan lain beroperasi di bagian timur.
Dalam beberapa hari terakhir, warga Derna melakukan protes di jalan-jalan yang dipenuhi lumpur dan membakar rumah wali kota saat mereka menuduh pihak berwenang gagal menjaga bendungan yang jebol dan tidak mengevakuasi warga sebelum badai dahsyat.
Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) mengatakan pada Kamis bahwa sedikitnya 43.059 orang telah mengungsi akibat banjir. (haninmazaya/arrahmah.id)