KHARTOUM (Arrahmah.id) – Sebuah menara perkantoran yang ikonik di jantung ibu kota Sudan dilalap api saat pertempuran antara tentara dan kelompok paramiliter saingannya (RSF) memasuki bulan keenam.
Menara Greater Nile Petroleum Operating Company (GNPOC), yang terletak di pusat kota Khartoum, terbakar pada Ahad pagi (17/9/2023) saat terjadi bentrokan antara tentara Sudan dan Pasukan Dukungan Cepat (RSF), menurut media Sudan.
Tidak jelas bagaimana kebakaran itu terjadi atau apakah ada orang yang tewas.
Rekaman online mengenai kebakaran tersebut menunjukkan awan asap gelap membubung dari menara kaca yang terbakar di salah satu gedung tertinggi di Khartoum tersebut.
Pertempuran terbaru di ibu kota menyebabkan tiga menara penting di distrik Al Mugran musnah akibat kebakaran: GNPOC, Kementerian Kehakiman, dan Organisasi Standar dan Metrologi Sudan.
Sudan telah diguncang kekerasan sejak pertengahan April, ketika ketegangan antara militer negara tersebut, yang dipimpin oleh Jenderal Abdel Fattah al-Burhan, dan RSF, yang dipimpin oleh Jenderal Mohamed Hamdan Dagalo, berubah menjadi pertempuran terbuka.
Konflik tersebut telah mengubah Khartoum menjadi zona perang perkotaan. Di Greater Khartoum, pasukan RSF telah menyita rumah-rumah warga sipil dan mengubahnya menjadi pangkalan operasional, sementara militer merespons dengan mengebom daerah pemukiman, kata kelompok hak asasi manusia dan aktivis.
Di wilayah Darfur barat, konflik telah berubah menjadi kekerasan etnis, dengan RSF dan milisi Arab sekutunya menyerang kelompok etnis Afrika, menurut kelompok hak asasi manusia dan PBB.
Konflik tersebut telah menewaskan lebih dari 4.000 orang, menurut angka PBB pada Agustus. Namun, jumlah korban sebenarnya hampir pasti jauh lebih tinggi, kata para dokter dan aktivis.
Bulan lalu, Amnesty International mengatakan kedua pihak yang bertikai telah melakukan kejahatan perang besar-besaran, termasuk pembunuhan yang disengaja terhadap warga sipil dan kekerasan seksual. (zarahamala/arrahmah.id)