RIYADH (Arrahmah.id) – Kelompok teroris Syiah Houtsi akan berkunjung ke Arab Saudi di tengah-tengah upaya negosiasi gencatan senjata permanen untuk mengakhiri perang yang telah berlangsung lama di Yaman, menurut kantor berita pemerintah Saudi, seorang pejabat Houtsi, dan berbagai laporan yang mengutip sumber-sumber diplomatik dan pemerintah.
Kunjungan tersebut, yang diperkirakan dilakukan pada Kamis malam, meningkatkan harapan akan adanya terobosan dalam konflik yang telah menewaskan ratusan ribu orang baik secara langsung maupun tidak langsung, seperti kelaparan, lansir Al Jazeera (14/9/2023).
Kantor berita pemerintah Arab Saudi mengonfirmasi kunjungan tersebut pada Kamis malam, dan mengatakan bahwa Houtsi telah diundang ke Riyadh untuk melakukan pembicaraan gencatan senjata.
Ali al-Qhoom, seorang anggota dewan politik Houtsi, sebelumnya mengatakan bahwa delegasi Houtsi akan terbang ke ibu kota Arab Saudi, Riyadh, dengan menggunakan pesawat Oman. Delegasi dari Oman, yang telah memainkan peran sebagai mediator, tiba di ibu kota Yaman yang dikuasai Houtsi, Sana’a, pada Kamis, menurut para pejabat pemerintah Yaman.
“Ada optimisme mengenai mediasi dan upaya Oman untuk mencapai perdamaian di Yaman,” tulisnya di media sosial.
Al-Qhoom mengatakan pembicaraan akan difokuskan pada pembukaan kembali pelabuhan dan bandara Sana’a yang dikuasai Houtsi, pembayaran gaji pegawai negeri dari pendapatan minyak, upaya pembangunan kembali, dan jadwal bagi pasukan asing untuk keluar dari Yaman. Sumber-sumber yang berbicara kepada kantor berita Reuters dengan syarat anonim juga mengatakan hal yang sama. Topik-topik tersebut merupakan tuntutan Houtsi yang sudah lama ada.
Kunjungan ini dilakukan lima bulan setelah para pejabat Saudi mengadakan pembicaraan di Sana’a dan ketika gencatan senjata yang ditengahi oleh PBB masih tetap berlaku meskipun secara resmi berakhir pada bulan Oktober.
“Ada persiapan bagi delegasi Houtsi untuk mengunjungi Riyadh dalam 72 jam ke depan,” kata seorang pejabat pemerintah Yaman yang mengetahui situasi ini kepada kantor berita AFP dengan syarat tidak disebutkan namanya.
Seorang diplomat Barat di Yaman mengonfirmasi kunjungan tersebut, dan mengatakan bahwa kunjungan tersebut mungkin akan dilakukan dalam dua hari ke depan. Tidak ada komentar langsung dari pejabat Saudi.
Yaman terjerumus ke dalam perang ketika Houtsi menguasai Sana’a pada September 2014, yang memicu intervensi militer yang dipimpin oleh Arab Saudi pada bulan Maret berikutnya dalam upaya untuk memulihkan pemerintahan yang diakui di negara itu.
Pertempuran yang terjadi kemudian memaksa jutaan orang meninggalkan rumah mereka, menyebabkan salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia di negara yang telah dilanda konflik dan pergolakan selama puluhan tahun ini.
Gencatan senjata selama enam bulan yang berakhir pada Oktober lalu sebagian besar masih berlaku, namun langkah menuju perdamaian berjalan lambat sejak delegasi Saudi mengunjungi Sana’a pada bulan April. (haninmazaya/arrahmah.id)