DERNA (Arrahmah.id) — Banjir bandang yang menerjang kota Derna, Libya timur, menyebabkan kerusakan dan puing-puing terserak sejauh mata memandang. Palang Merah setempat mengatakan sekitar 5.200 orang tewas dan 10.000 lainnya diduga hilang.
Pemerintah setempat mengatakan, dilansir Middle East Eye (12/9/2023), banjir telah menyapu habis seperempat kota itu setelah sejumlah bendungan jebol akibat badai besar.
Badai Daniel bergerak melintasi kawasan Laut Tengah menuju negara yang dikoyak konflik selama lebih dari satu dekade itu.
Lebih dari 2.000 mayat telah ditemukan di Kota Derna saja.
Orang-orang memeriksa satu per satu jasad yang diselimuti di atas tanah.
“Tim kami di lapangan masih melakukan penilaian, tetapi dari apa yang kami lihat dan dari berita yang masuk kepada kami, jumlah korban tewas sangat besar, bahkan bisa mencapai ribuan,” ujar Ketua delegasi Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah di Libya, Tamer Ramadan.
Wartawan Reuters yang dalam perjalanan menuju Derna menyaksikan mobil-mobil yang terbalik di tepi jalan, pohon-pohon yang tumbang, serta rumah-rumah yang terbengkalai dan terendam banjir.
Salah satu pejabat lokal menggambarkan apa yang dilihatnya sebagai “bencana,” dan “mayat bergelimpangan di mana-mana.”
Pejabat itu mengatakan, banjir selalu terjadi setiap tahun, tapi kali ini lebih buruk. Ia mengatakan, orang-orang sudah berada di jalanan sejak hari Senin (11/9).
Derna terbelah dua oleh sungai musiman yang mengalir dari dataran tinggi ke arah selatan.
Biasanya kota itu terlindungi dari banjir oleh bendungan-bendungan yang dibangun di sana.
Akan tetapi, video di media sosial menunjukkan sisa-sisa bendungan yang runtuh, tujuh mil di hulu kota tempat kedua lembah sungai bertemu.
Kini, kota itu dikelilingi genangan air berwarna lumpur.
“Tadinya ada bendungan,” kata pria yang merekam video itu. “Sekarang menjadi tanah.”
Konvoi bantuan sedang mengarah ke Derna dan Al Badya, yang terpisah jarak 62 mil.
Turki dan negara lainnya segera mengirimkan bantuan ke Libya, termasuk kendaraan SAR, kapal penyelamatan, mesin pembangkit listrik dan makanan.
Libya sendiri terbelah secara politik antara timur dan barat.
Pemerintahan yang diakui dunia internasional di Tripoli tidak menguasai wilayah timur negara itu.
Meski demikian, mereka diyakini telah mengirimkan bantuan ke Derna, setidaknya dengan satu penerbangan yang mengangkut bantuan. (hanoum/arrahmah.id)