RABAT (Arrahmah.id) – Gempa bumi mematikan di Maroko telah merusak parah salah satu situs bersejarah terpenting di pegunungan High Atlas, sebuah masjid dari tanah dan batu yang dibangun oleh dinasti abad pertengahan yang memerintah Afrika Utara dan Spanyol, menurut Reuters.
Media Maroko memberitakan, sebagian Masjid Tinmel runtuh. Foto-foto yang beredar online menunjukkan tembok-tembok yang roboh, menara yang setengah runtuh, dan tumpukan puing yang besar.
Menanggapi pertanyaan Reuters tentang laporan kerusakan masjid, sumber kementerian kebudayaan Maroko mengatakan “kementerian telah memutuskan untuk memulihkannya dan akan membuat anggaran untuk itu”, tanpa memberikan rincian.
Masjid abad ke-12 ini dibangun ketika dinasti Al Muwahhidun mendirikan ibu kota pertamanya di lembah Atlas yang terpencil sebelum melanjutkan untuk merebut Marrakesh, memproklamirkan pemimpinnya sebagai khalifah dan bergerak melintasi wilayah tersebut.
Badan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa Unesco mengatakan pihaknya telah mendengar adanya “kehancuran parah pada Masjid Tinmel”, yang telah diusulkan untuk dicantumkan sebagai Situs Warisan Dunia, namun menambahkan bahwa pihaknya masih menunggu pengiriman tim untuk menilai kerusakannya.
Setidaknya 2.012 orang telah tewas dalam gempa Jumat (8/9/2023) sejauh ini, menurut angka terbaru yang diberikan oleh Kementerian Dalam Negeri. Sebanyak 2.059 orang lainnya mengalami luka-luka, termasuk 1.404 orang dalam kondisi serius.
Gempa berkekuatan 6,8 skala Richter mengguncang selatan Marrakesh, kota wisata yang terkenal dengan bangunan bersejarahnya, dan menyebabkan kerusakan luas.
Beberapa bangunan di Kota Tua Marrakesh – yang merupakan situs warisan dunia Unesco – mengalami kerusakan parah, namun sebagian besar situs penting tidak mengalami kerusakan.
Alun-alun Jemaa el-Fnaa, sebuah objek wisata terkenal yang dipenuhi dengan pasar yang sibuk, pedagang kaki lima, dan taman, tampaknya tidak terpengaruh.
Masjid Kutubiyya yang menghadap ke alun-alun juga tetap utuh.
Namun, sebagian tembok tanah merah Kota Tua yang terkenal itu retak, menurut Al Aoula TV yang dikelola pemerintah. (zarahamala/arrahmah.id)