TRIPOLI (Arrahmah.com) – Sebuah tanker yang mengangkut bahan bakar meledak di kota kelahiran Muammar Gaddafi, Sirte, dan menewaskan lebih dari 100 orang. Insiden ini terjadi kurang dari seminggu setelah penguasa lalim itu tertangkap dan dibunuh di kota tersebut, AFP melaporkan, Selasa (25/10/2011).
“Ledakan sangat besar, dan lebih dari 100 orang dilaporkan meninggal, sementara 50 orang lainnya luka-luka,” komandan NTC, Leith Mohammed, menyatakan pada AFP mengacu pada ledakan yang terjadi pada Senin malam (24/10).
Ia menambahkan bahwa kejadian itu menjadi tontonan yang sangat memilukan karena puluhan mayat hangus terbakar di sekeliling tanker.
Ledakan terjadi saat orang-orang berkerumun di dekat tanker untuk memperoleh pembagian bahan bakar bagi kendaraan mereka.
“Kami belum mampu memadamkan api,” lanjut Mohammed, menambahkan bahwa ledakan itu telah memutuskan arus listrik karena terjadi di dekat salah satu lokasi generator.
Beberapa korban baru saja kembali ke rumah mereka untuk memastikan kerusakan yang terjadi pada harta benda mereka, setelah pertahanan terakhir Gaddafi berhasil ditumbangkan hari Kamis pekan lalu.
Tidak ada satu pun bangunan yang tersisa akibat pertempuran yang berlangsung berminggu-minggu yang diperkeruh oleh keterlibatan serangan udara salibis NATO di Sirte, kota hantu yang dipenuhi oleh mayat-mayat yang bergelimpangan.
LSM HAM internasional, Human Rights Watch, mendesak pemerintah interim Libya untuk menyelidiki kematian 53 orang yang mayatnya ditemukan di Sirte, yang disinyalir merupakan loyalis Gaddafi yang meninggal akibat dieksekusi pasukan revolusioner.
LSM itu pun pada hari Selasa (25/10) mengungkapkan kekhawatiran atas ditemukannya stok besar senjata di sekitar kota dan meminta NTC segera mengamankan tempat itu agar tidak terjadi penjarahan yang lebih lanjut. (althaf/arrahmah.com)