STOCKHOLM (Arrahmah.id) — Malik Shahza, warga asal Pakistan diamankan polisi Swedia usai meminta agar Salwan Momika tidak lagi mengulang membakar al Quran.
Shahza yang merupakan pasien jantung setelah menjalani operasi bypass ini berdiri di belakang barisan kerumunan. Dia berteriak kepada Momika dengan putus asa. Shahza meminta Momika untuk mempertimbangkan kembali tindakannya.
“Tolong jangan bakar Al Quran, apa yang kamu lakukan bukanlah hal yang baik. Aku merasa tidak enak badan, aku tidak bisa tidur. Aku adalah orang yang telah menjalani operasi bypass. Mengapa kamu terus membakar Al Quran? Mengapa Anda datang jauh-jauh ke Kedutaan Besar Pakistan, yang saya anggap sebagai rumah saya, dan membakar Al Quran? Saya sakit, saya tidak bisa tidur, tolong akhiri ini. Mengapa polisi mengizinkan hal ini?” ujar Shahza meratap keadaan, dikutip dari India Post English (30/8/2023).
Polisi kemudian menangkap Shahza setelah mencoba mendekati Salwan yang kembali melakukan aksinya di depan Kedutaan Besar Pakistan di Stockholm, Swedia.
Setelah dibebaskan, Shahza mengatakan bahwa insiden pembakaran Al Quran ini berdampak buruk pada kesehatannya. Dia mendesak pemerintah mengambil tindakan terhadap insiden ini.
Saat berbicara kepada media, air mata mengalir dari mata Shahza dan dia mengatakan bahwa insiden pembakaran Al Quran telah membuat dia tidak bisa tidur.
“Saya bertanya kepada Momika, mengapa dia membakar Al Quran. Saya katakan kepadanya bahwa itu bukan hal yang baik dan saya memintanya untuk berhenti membakar Al Quran. Politisi Swedia harus menghentikan aksi pembakaran Al Quran. Reaksi datang dari seluruh dunia, dan hal ini tidak baik untuk Swedia,” kata Shahza yang terus berusaha mencegah pembakaran Al Quran dengan air mata berlinang.
Untuk mengendalikan situasi, 20 kendaraan polisi hadir di depan kedutaan Pakistan, termasuk 10 kendaraan lapis baja. Sekitar 100 petugas polisi ditempatkan di dekat kedutaan.
Insiden pembakaran Al Quran tidak berhenti di Swedia
Insiden pembakaran Al Quran terus terjadi di Swedia. Pada bulan Juni, pada kesempatan Bakrid, Salwan Momika-lah yang membakar salinan Al Quran di depan Masjid Pusat Stockholm, yang membuat marah umat Islam di seluruh dunia.
Tindakan ini dikutuk di dunia Muslim dan pemerintah Swedia didesak untuk menghentikan insiden tersebut.
Negara-negara Muslim seperti Pakistan, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Kuwait, Maroko, Turki, Irak, Iran dll telah mengatakan mengenai insiden tersebut bahwa tindakan keji seperti itu tidak dapat dibiarkan atas nama kebebasan berekspresi. Banyak negara Muslim juga membatasi hubungan diplomatik mereka dengan Swedia. Namun peristiwa pembakaran Al Quran masih belum bisa dihentikan. (hanoum/arrahmah.id)