DUNMURRY (Arrahmah.id) – Bendera Nazi yang dikibarkan di luar sebuah masjid di Irlandia Utara telah memicu ketakutan di kalangan komunitas Muslim setempat akan potensi serangan oleh ekstremis sayap kanan.
Tiga bendera swastika dan lambing SS ditemukan pada Rabu pagi (23/8/2023) di dekat Masjid Iqraa di Dunmurry, Belfast Barat dalam sebuah insiden yang dianggap oleh polisi sebagai “kejahatan rasial”.
Jamal Iweida, imam dan ketua masjid, mengatakan insiden “menjijikkan” itu telah memicu ketakutan di kalangan jemaah, khususnya mengenai keselamatan anak-anak.
“Kami merasa kami diawasi oleh beberapa orang atau kelompok tertentu,” katanya kepada BBC. “Dan kami, tentu saja, khawatir apakah hal ini akan mengarah pada tindakan lebih lanjut.”
Seorang jamaah mengatakan bendera tersebut mengingatkannya kembali pada pembantaian Christchurch 2019, ketika 51 Muslim di dua masjid di kota Selandia Baru ditembak mati dan 40 orang terluka oleh ekstremis sayap kanan.
Dewan Muslim Inggris (MCB) mengutuk insiden tersebut namun mengatakan kejahatan kebencian anti-Muslim seperti itu biasa terjadi di Irlandia Utara.
Komunitas Muslim di Irlandia Utara telah menghadapi berbagai tantangan dalam sejarah baru-baru ini, termasuk serangan pembakaran terhadap Masjid dan bisnis milik Muslim serta tindakan intimidasi yang mendahuluinya, kata MCB dalam sebuah pernyataan.
“Sangat memprihatinkan bahwa insiden kebencian dan kekerasan Islamofobia yang mematikan terus terjadi tanpa hambatan.”
Badan tersebut mengatakan kurangnya UU kejahatan rasial yang efektif di Irlandia Utara telah membuat umat Islam dan kelompok minoritas lainnya rentan terhadap ancaman ekstremisme sayap kanan.
“Kami memohon kepada pemerintah Inggris untuk berupaya menetapkan undang-undang yang akan mengarah pada penuntutan terhadap mereka yang bertanggung jawab atas kejahatan rasial terhadap Muslim dan komunitas agama dan etnis minoritas lainnya,” kata Sekretaris Jenderal Dewan Muslim Inggris, Zara Mohammed.
“Penting bagi pemerintah untuk mengatasi kebencian Nazi dan menunjukkan komitmennya terhadap inklusivitas, toleransi, dan keselamatan seluruh warga negaranya.”
Anggota dewan Partai Sosial Demokrat dan Buruh (SDLP) Paul Doherty mengatakan dalam sebuah unggahan di media sosial: “Solidaritas kepada semua orang yang beribadah di Masjid dan Sekolah Iqraa dan pujian kepada banyak warga setempat yang dengan cepat menyuarakan kemarahannya terhadap hal ini.”
The New Arab telah menghubungi pemerintah Inggris untuk memberikan komentar mengenai masalah ini tetapi belum menerima tanggapan hingga berita ini diterbitkan. (zarahamala/arrahmah.id)