SANA’A (Arrahmah.com) – Ribuan perempuan Yaman melakukan aksi unjuk rasa di ibukota Yaman, Sana’a menyerukan untuk berakhirnya kekuasaan diktator Ali abdullah Saleh secepatnya.
“Untuk kemenangan revolusi, bagi Ali Abdullah Saleh agar mengambil pelajaran dari apa yang terjadi pada Gaddafi dan mendengar apa yang dunia katakan : ini bukan krisis politik tapi revolusi populer,” ujar seorang demonstran pada Senin (24/10/2011) seperti yang dilansir Reuters.
Protes nasional melawan rezim Saleh yang didukung AS telah menunjukkan belum adanya tanda-tanda mereda meskipun rezim Saleh dengan brutal melakukan tindakan keras terhadap pendemo anti-rezim.
Loyalis Saleh terus menargetkan warga sipil dan tentara yang berpikiran independen telah berpihak kepada pendemo.
Dalam gelombang kekerasan terbaru, pasukan rezim menembaki warga sipil di kota selatan, Taizz pada Senin (24/10), menewaskan tujuh orang dan melukai lebih banyak lainnya.
Saksi mata mengatakan seorang anak berusia tujuh tahun harus kehilangan nyawa dan anak lainnya yang berusia lima tahun mengalami cedera setelah tentara loyalis Saleh melepaskan tembakan ke arah pendemo.
Saleh yang telah berkuasa selama hampir 33 tahun dan tidak disukai rakyatnya, hingga saat ini masih mempertahankan kekuasaannya. Ia tidak mempedulikan seruan rakyat bahkan melakukan tindakan keras terhadap siapa saja yang melawannya.
Kemarin (24/10), dilaporkan bahwa Saleh mengirimkan bala bantuan militer dari seluruh negeri ke ibukota untuk memerangi pendemo anti-rezim. Saleh juga menyeru pihak oposisi yang menuntut kejatuhannya untuk mengadakan dialog. (haninmazaya/arrahmah.com)