AMMAN (Arrahmah.com) – Senator AS, John McCain, memunculkan prospek intervensi militer untuk ‘menyelesaikan’ konflik di Suriah ketika pasukan rezim Bashar Al Assad berusaha membubarkan protes dan telah menewaskan sekitar 3.000 orang.
“Sekarang operasi militer di Libya sudah berakhir, dan kemungkinan ada pembaruan fokus mengenai operasi militer untuk melindungi warga sipil di Suriah,” ungkap McCain pada Forum Pertemuan Ekonomi di Yordania pada Minggu (23/10/2011).
McCain, ketua komite Angkatan Bersenjata dari kubu Republik, menyatakan bahwa rezim Presiden Suriah, Bashar Al Assad, seharusnya tidak pernah mempertimbangkan barang sedikitpun bahwa pihaknya perlu melakukan aksi pembantaian.
Pemimpin Libya yang berhasil ditendang, Muammar Gaddafi, “membuat kesalahan dan apa yang dia terima (pembunuhan) merupakan harga yang harus ia bayar atas segala perbuatannya,” lanjutnya.
“Kami mendapat seruan dari sejumlah negara untuk melakukan intervensi militer. Namun tindakan itu hanya akan dilakukan di bawah mandat Dewan Keamanan PBB,”” tambah McCain.
PBB melaporkan telah lebih dari 3.000 orang, termasuk 187 anak-anak, tewas dalam pembubaran protes yang dimulai sejak pertengahan bulan Maret tahun ini.
“Mungkin Revolusi Suriah sedang memasuki fase baru. Pihak oposisi telah membuat Dewan Nasional Suriah, untuk lebih mudah mengorganisasikan revolusi ini. Bahkan kami memperoleh laporan bahwa di Suriah telah semakin banyak orang yang mengangkat senjata.” (althaf/arrahmah.com)