SERBIA (Arrahmah.com) – Kepala Perhimpunan Gereja SERBIA di Montenegro, pendeta Risto Radovic dengan nada tinggi menyerukan dilancarkannya perang baru untuk menyingkirkan umat Islam di Bosnia Herzegovina dan Kosovo.
Dalam keterangannya dari Belegrad, Radovic menuduh umat Islam di Bosnia dan Kosovo akan mendirikan negara-negara Islam karena mereka mayoritas di sana. Ia menyerukan dilancarkannya perang baru terhadap mereka di kawasan BALKAN.
Radovic menegaskan, problematika yang dihadapi sekarang di kawasan bekas republik Yugoslavia itu tidak mungkin diselesaikan melalui jalur damai. Karena itu, menurutnya, bangsa SERBIA harus bersiap-siap melakukan babak baru untuk menyingkirkan musuh mereka, umat Islam di kawasan itu secara total.
Seperti diketahui, mantan presiden Yugoslavia, Slobodan Milsovic pada era tahun 90-an memimpin perang brutal terhadap umat Islam di BOSNIA dan propinsi KOSOVO yang menewaskan ribuan nyawa tak berdosa.
Perdamaian Tidak Mungkin Terwujud Kecuali Dengan Memberangus Umat Islam Hingga Ke Akar-Akarnya
Radovic, pendeta kontroversial itu menuntut warga BOSNIA secara khusus agar segera kembali kepada agama nenek moyang mereka, yaitu agama Kristen bila ingin menghindari tindakan kekerasan. Ia menilai, konflik bersenjata dengan bangsa ALBANIA merupakan masalah yang mustahil dapat dihindari karena mereka merupakan etnis mayoritas di KOSOVO. Mereka bersikeras akan mendirikan negara tersendiri di sana.
Pendeta Radovic menuduh pemerintah Montenegro telah berkhianat karena mengakui kemerdekaan republik KOSOVO. Ia memprediksi jatuhnya pemerintahan tersebut dalam waktu dekat melalui sejumlah aksi mogok dan unjuk rasa di sana yang bersimpati dengan SERBIA mengenai KOSOVO.
Radovan Karadic, Si Penjahat Perang Dianggap Pahlawan Nasional SERBIA
Dalam keterangannya, Radovic menyebut mantan pemimpin SERBIA di BOSNIA dulu, Radovan Karadic yang saat ini ditahan oleh pengadilan internasional sebagai ‘pahlawan nasional.’
Pada bulan Juli 1995, pasukan SERBIA di bawah pimpinan Radovan Karadic dan Ratco Milatdic, dua tersangka pelaku tindak kriminal genocide telah membantai hampir 8000 orang Muslim di kawasan Sebrenitza selama empat hari. (Hanin Mazaya/AS)