HARYANA (Arrahmah.id) — Seorang pendeta Hindu radikal terkemuka dalam mahapanchayat di distrik Palwal Haryana pada Ahad (13/8/2023) menyeru massa Hindu untuk mempersenjatai diri pasca kerusuhan SARA beberapa waktu lalu di Nuh.
“Setiap orang harus mendapatkan senapan, tapi bukan revolver, karena revolver tidak menembak jauh. Saya meminta pemuda untuk menjaga darah mereka (ket: warga Muslim) tetap hangat,” ujar guru Azad Singh Arya, seperti dikutip dari Indian Express (14/8).
Arya juga mengungkit kasus Nasir dan Junaid yang diduga dibunuh warga Hindu radikal karena aksi main hakim sendiri pada Februari lalu.
“Saya salut kepada mereka yang menjadi martir dalam kekerasan ini. Saya juga salut dengan mereka yang dipenjara karena kasus pembunuhan Nasir dan Junaid. Junaid dan Nasir adalah pembunuh sapi besar. Umat Hindu di Mewat dan desa terdekat harus mendapatkan setidaknya 100 senjata di setiap desa.”
Ratan Singh Sorot, seorang pemimpin biara, mengatakan bahwa sebuah komite yang terdiri dari 51 orang dari panchayat telah memutuskan bahwa distrik Nuh harus dihapuskan dan daerah tersebut harus dibuat bebas dari penyembelihan sapi.
“Pemerintah harus memberikan senjata kepada rakyat Nuh dan sekitarnya,” kata Arun Jaildaar, kepala mahapanchayat.
Mahapanchayat juga menuntut hukum terhadap imigran asing. “Bangladesh dan Rohingya harus dibuang, ini adalah salah satu resolusi utama mahapanchayat,” kata Sorot.
Mereka juga mengumumkan akan melanjutkan Braj Mandal Yatra Vishwa Hindu Parishad (VHP) pada 28 Agustus di distrik Nuh nanti.
Seorang juru bicara polisi mengatakan tindakan akan diambil jika ditemukan materi yang tidak menyenangkan dalam pidato tersebut.
“Kami memiliki video panchayat yang lengkap. Kami sedang menyelidikinya. Jika ada hal yang tidak menyenangkan ditemukan, kami akan mengambil tindakan sesuai hukum,” ujar juru bicara polisi. (hanoum/arrahmah.id)