JAKARTA (Arrahmah.id) — Pembakaran Al Quran terjadi lagi di dunia. Terbaru, Rabu (2/8/203) lalu, kelompok sayap kanan Denmark kembali melakukan penodaan pada kitab suci umat Muslim ini.
Dilansir Anadolu Agency (3/8), anggota kelompok Danske Patrioter atau Patriot Denmark menjadi pelaku pembakaran salinan Al Quran di ibu kota Kopenhagen. Satu kali mereka membakarnya di depan orang Turki dan dua hari kedua berturut-turut di depan Kedutaan Turki.
Bukan hanya Denmark, ini juga terjadi di Swedia. Senin (31/7), untuk ketiga kalinya, imigran asal Irak Salwan Momika membakar Al Quran di depan Parlemen Swedia
Momen itu ia lakukan bersama temannya, Salwan Najem. Sebelumnya, Monika juga sempat melakukan aksi serupa di di luar Masjid Agung Stockholm dan di depan Kedutaan Irak.
Lalu negara mana yang menjadi tempat pembakaran Al-Quran? Berikut daftar yang dirangkum CNBC (4/8);
1. Denmark
Pembakaran Al Quran oleh Patriot Denmark bukan yang pertama. Sebelumnya, politikus sayap kanan negeri itu, Ketua Partai Stram Kurs Rasmus Paludan juga melakukannya.
Pria yang juga memiliki kewarganegaraan Swedia itu membakar Al Quran di Kopenhagen tahun 2019. Setidaknya ini sudah lebih dari lima kali melakukan itu.
Perlu diketahui, Denmark memang mengizinkan hal tersebut sejak 2017. Paludan menolak kehadiran imigran dan warga Islam di Denmark.
Namun, Menteri Luar Negeri Denmark Lars Løkke Rasmussen mengatakan Kopenhagen kini berupaya membuat aturan yang melarang aksi semacam itu. Rasmussen mengatakan Kabinet Perdana Menteri (PM) Mette Frederiksen bertekad untuk menemukan “alat hukum” untuk melarang tindakan semacam itu tanpa mengorbankan kebebasan berekspresi meski tidak mudah.
“Itulah mengapa kami telah memutuskan di pemerintahan bahwa kami akan melihat bagaimana, dalam situasi yang sangat khusus, kami dapat mengakhiri ejekan terhadap negara lain, yang bertentangan langsung dengan kepentingan Denmark dan keamanan Denmark,” kata Rasmussen kepada penyiar publik Denmark DR yang diberitakan Associated Press (AP).
“Harus ada ruang untuk kritik agama, dan kami tidak berpikir untuk memasukkan kembali pasal penodaan agama. Tetapi ketika Anda berdiri di depan kedutaan asing dan membakar Al Quran atau membakar gulungan Taurat di depan kedutaan Israel, itu tidak ada gunanya selain untuk mengejek,” jelasnya.
2. Swedia
Selain Salwan Momika, Paludan juga sempat membakar Al Quran di Swedia. Bahkan ini menjadi masalah besar di awal 2023.
Paludan akhirnya dilarang membakar Al Quran dengan alasan dapat memicu gejolak keamanan di Negeri Scania itu di Februari. Langkah ini juga diambil setelah berdiskusi dengan pejabat keamanan berwenang lainnya.
Di Swedia di bawah konstitusi kebebasan berekspresi, pembakaran Al-Quran menjadi hal yang dihalakan. Polisi hanya dapat menolak izin dengan alasan keamanan.
Namun pekan lalu, PM Ulf Kristersson mengatakan di Instagram bahwa pemerintahnya sedang menganalisis situasi hukum terkait penodaan Al-Qur’an dan kitab suci lainnya. Mengingat tindakan semacam itu menimbulkan permusuhan terhadap Swedia.
“Kami berada dalam situasi kebijakan keamanan paling serius sejak Perang Dunia Kedua,” kata Kristersson.
3. Norwegia
Norwegia juga menjadi tempat pembakaran Al Quran. Paludan juga menjadi biang keroknya di 2022/2023.
Namun sebelumnya, kelompok Hentikan Islamisasi Norwegia Lars Thorsen juga melakukan pembakaran di 2019. Dia juga pernah merobek dan meludahi Al Quran dan menyeretnya dengan tali seperti anjing.
4. Belanda
Pembakaran Al Quran juga terjadi di Belanda. Januari, akibat aksi Paludan, politisi sayap kanan Belanda sekaligus pemimpin kelompok Patriotic Europeans Against the Islamization of the West (Pegida), Edwin Wagensveld, membakar dan membagikan sobekan Al Quran di depan gedung parlemen di Den Haag.
Wagensveld mengklaim bahwa aksinya merobek dan membakar Al Quran memperoleh izin dari otoritas Kota Den Haag. Dalam unggahan di akun Instagram-nya, Wagensveld memperlihatkan sebuah surat yang ditandatangani Wali Kota Den Haag Jan van Zanen.
Akibatnya Duta Besar Belanda dipanggil Turki, yang mengutuk tindakan itu. Pegida sendiri adalah gerakan yang memang bertujuan melawan Islam di Eropa, dengan aksi unjuk rasa awal di Dresden, Jerman, pada 2014 lalu.
5. Inggris
Pembakaran Al Quran di Inggris terjadi September 2010. Pelaku berargumen hal ini untuk memperingati serangan teroris 11 September. Namun, mengutip NBA, enam orang ditangkap akibat hal tersebut. Di Inggris, kejadian ini dianggap rasis dan mengumbar kebencian.
Inggris sendiri memiliki Undang-Undang Kebencian Rasial dan Agama tahun 2006. Undang-Undang Ketertiban Umum 1986, juga memasukkan kebencian rasial sebagai pelanggaran. (hanoum/arrahmah.id)