KASHMIR (Arrahmah.com) – Satu orang diberitakan tewas dan 22 orang lainnya mengalami luka karena tindakan represif aparat keamanan India yang mencoba membubarkan demo massa muslim Kashmir pada Minggu (26/10) di Srinigar, Ibukota Kashmir. Aksi demo tersebut memprotes rencana penyelenggaraan pemilu di Khasmir yang akan dimulai pada 17 November 2008.
Beberapa saksi mata mengatakan, ribuan warga muslim Khasmir berdemo di sepanjang jalan Baramula, Shrinagar Utara. Mereka meneriakan tuntutan kemerdekaan ” kami ingin kebebasan”. Sumber di kepolisian di India mengatakan, aparat keamanan terpaksa mengeluarkan tembakan peringatan untuk membubarkan para demonstran.
Gelombang aksi demo massal terjadi di ibukota Kashmir, Shrinigar, pasca pernyataan resmi pemerintah India yang akan segera menyelenggarakan pemilu untuk membentuk pemerintahan lokal yang baru di Khasmir. Aksi demo tersebut telah membuat kalang kabut pemerintahan India.
Muslim Khasmir Menolak Pemilu
Selain menuntut kemerdekaan Khasmir, aksi demo tersebut juga menyerukan pemboikotan rencana pemilu di Khasmir pada 17 November 2008.
Sajadalon, salah satu tokoh pimpinan kelompok Khasmir “mengatakan pemilu tersebut tidak ada gunanya dan tidak memberi solusi apapun bagi penyelesaian masalah khasmir”
Menanggapi rencana pemilu tersebut, Omar Farouq, seperti dilansir Associated Press baru-baru ini, bahwa pemilu tidak mungkin dapat menyelesaikan permasalahan Khasmir. ” Mereka, orang-orang hindus tidak mungkin menjadi pengganti hak kami untuk menentukan nasib sendiri. Perjuangan akan tetap berlanjut” ungkap Omar Farouq menambahkan.
Seperti diberitakan sebelumnya, Lembaga Pemilu India menyatakan akan menyelenggarakan pemilu di wilayah Khasmir dan Jambo. Pemilu itu direncanakan akan diadakan dalam 7 tahap dimulai pada 17 November 2008 hingga Desember 2008 guna membentuk pemerintahan daerah dikedua wilayah tersebut.
Pemerintahan daerah sebelumnya dibekukan sejak Juli tahun ini, pasca gelombang aksi protes, menyusul pemberian ijin oleh pemerintah lokal pada saat ini kepada penduduk Hindu untuk mendirikan tempat ibadah diatas sebidang tanah di Khasmir.
Aksi demo massal tersebut juga berhasil memaksa koalisi partai yang berkuasa dipimpin Partai Muktamar mengundurkan diri.
Sejak 1989, kelompok pro kemerdekaan Khasmir mendeklarasikan perjuangan bersenjata untuk mengakhir masa pemerintahan India atas wilayah itu. Sedikitnya 68 ribu diperkirakan telah tewas, sebagian besar warga sipil akibat konflik itu. [Hanin Mazaya/alj/SI]