MAGETAN (Arrahmah.id) – Bupati Magetan, Suprawoto, angkat bicara terkait foto viral santriwati salah satu Pondok Pesantren di wilayahnya yang menenteng airsoft gun. Ia menjelaskan bahwa foto tersebut merupakan kegiatan simulasi ekstrakulikuler yang akan diadakan di ponpes.
Namun, karena akhirnya viral dengan narasi tak seperti yang diharapkan, maka kegiatan tersebut tidak jadi dilanjutkan.
“Ada sebuah lembaga yang menawarkan, karena olahraga ini sebenarnya menurut mereka sudah resmi sebagai olahraga. Namun karena ketika dilakukan pengenalan dan menjadi viral, kemudian dihentikan,” kata Suprawoto pada Senin (31/7/2023), seperti dilansir Tempo.
Suprawoto juga mengungkapkan bahwa pihak pondok sudah minta maaf atas kegaduhan yang ditimbulkan akibat foto tersebut.
“Pihak sekolah sudah minta maaf,” ungkapnya.
Sebelumnya, Sebuah foto yang menunjukkan santriwati salah satu Pondok Pesantren Baitul Qur’an Al Jahra, Magetan, Jawa Timur, yang menenteng senjata laras panjang airsoft gun viral di media sosial.
Foto tersebut ternyata diambil saat Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).
Ketua Harian Yayasan Ponpes Baitul Qur’an Al Jahra Magetan, Isgianto, mengatakan bahwa kegiatan di dalam foto itu merupakan simulasi kegiatan menembak yang rencananya akan dijadikan program ekstrakulikuler.
Dia juga membenarkan bahwa mereka yang ada di dalam foto juga merupakan santriwati kelas 7 atau siswi Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan siswi kelas 10 Madrasah Aliyah (MA) yang berada di bawah naungan Ponpes Baitul Qur’an Al Jahra.
Isgianto menjelaskan bahwa enam orang santriwati itu adalah peserta simulasi di antara ratusan santri dan santriwati kelas 7 dan kelas 10 di lingkungan Ponpes yang berkesempatan mengikuti.
Isgianto memaparkan bahwa simulasi menembak dengan senjata airsoft gun itu memang merupakan kegiatan yang diinisiasi Ponpes Baitul Qur’an Al Jahra yang menggandeng pihak ketiga asal Solo, Jawa Tengah.
“Itu kegiatan simulasi ekstrakurikuler yang kami tampilkan saat MPLS dengan airsoft gun melibatkan pihak ketiga event organizer (EO) asal Solo,” ujar Isgianto pada Ahad (30/7).
Pihak ketiga yang dimaksud oleh Isgianto adalah PT Airsoft Pelajar Indonesia yang berkantor di Solo dan telah menawarkan jasa program ekstrakurikuler ke Ponpes Baitul Qur’an Al Jahra disertai riwayat jejak kegiatan.
“Kegiatan menembak dalam MPLS itu atas pengenalan pihak ketiga dari PT Liga Airsoft Gun Pelajar di Solo. Jejak riwayat juga ada. Kegiatannya sama di tingkat kepolisian dan pelajar juga ada,” kata Isgianto. (rafa/arrahmah.id)